Jakarta, CNN Indonesia -- PT Isuzu Astra Motor Indonesia memperkirakan realisasi penjualan kendaraan yang diproduksinya sepanjang kuartal I 2015 akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan realisasi penjualan selama Januari dan Februari 2015, membuat Isuzu mengambil kesimpulan tersebut.
Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi mencatat selama dua bulan pertama tahun ini, perusahaannya baru menjual sebanyak 4.212 unit kendaraan terdiri dari penjualan Januari 2.052 unit dan penjualan Februari 2.160 unit. Untuk penjualan Januari, angka ini menurun sebesar 27,38 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu dimana penjualan menyentuh angka 2.826 unit.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, dia memperkirakan total penjualan kendaraan Isuzu sebesar 6.500 hingga 7.000 unit sepanjang kuartal I 2015. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penjualan kendaraan Isuzu mencapai 7.920 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk penjualan kuartal I tahun ini terbilang berat. Karena kalau kita lihat data dari Gaikindo, penjualan semua merek juga menurun. Ditambah adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, harga komoditas pertambangan yang fluktuatif, dan kini semakin sedikit perusahaan financing yang mau memberikan kredit dengan bunga rendah," ujar Yohannes ketika ditemui di Kementerian Perindustrian, Rabu malam (4/3).
Untuk menyiasati penurunan penjualan melebar sampai akhir tahun, Yohannes mengatakan Isuzu berencana membuka 11 outlet baru untuk meningkatkan penjualan.
“Dari jumlah tersebut, sekitar lima atau enam outlet akan kami bangun di Sumatera, sisanya mungkin akan kami tempatkan di Jawa dan Sulawesi," tambahnya.
Bidik EksporSelain itu, Isuzu juga berencana meningkatkan penjualan ke pasar ekspor pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Keputusan jadi atau tidaknya rencana ekspor dilakukan, menurut Yohannes masih menunggu persetujuan dari Isuzu Jepang.
"Meskipun belum menentukan target tujuannya, tapi kami berencana untuk melakukan ekspor ke negara berkembang karena kendaraan berat kami cocok dengan kebutuhan mereka yang menginginkan kendaraan berat dengan daya angkut tinggi serta durabilitas yang lama," tambah Yohannes.
(gen)