Bogor, CNN Indonesia -- Perusahaan distributor alat berat, PT United Tractors Tbk, gantungkan asa pada layanan purnajual tahun depan seiring lemahnya penjualan alat berat. Perusahaan juga mengatakan kalau pendapatan dari purnajual adalah satu-satunya pos pendapatan yang bertumbuh dari lini usaha alat berat di tahun depan dengan angka 6 hingga 8 persen.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sarah Loebis beralasan bahwa tahun depan akan ada banyak alat-alat berat yang mengalami perbaikan mesin
(maintenance) untuk memperpanjang usia pakai kendaraan. Dengan rata-rata periode perbaikan mesin lima tahun sekali, maka tahun depan diprediksi akan menjadi puncak kegiatan
maintenance bagi alat berat perusahaan.
"Dulu kami banyak melakukan penjualan alat berat di tahun 2011 karena meningkatnya kebutuhan gara-gara harga batubara meningkat saat itu. Rata-rata alat berat kan di-
maintenance lima tahun sekali, jadi kami prediksi tahun depan puncaknya," jelas Sarah, Jumat (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kalau pada tahun itu, perusahaan mengalami lonjakan penjualan alat berat sebesar 56,64 persen dari 5.404 unit di tahun 2010 menjadi 8.467 unit di tahun 2011. Dari angka tersebut, sebanyak 67 persen digunakan untuk kebutuhan pertambangan.
Adanya hal itu menyebabkan perusahaan optimistis akan pendapatan purnajual kendati kini harga jual tak menjadi insentif yang baik untuk produksi batubara. Menurutnya, pengguna alat berat pasti akan melakukan perbaikan mesin dan memperpanjang usia kendaraan demi mengantisipasi pasar batubara yang mungkin bisa kembali merangkak positif.
"Daripada mereka beli kendaraan baru lagi ketika pasar batubara membaik, lebih baik mereka memperpanjang usia kendaraan sehingga mereka bisa menghemat biaya," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan layanan purnajual, perusahaan akan menambah 8 titik layanan purnajual di Pulau Jawa yang terdiri dari pusat perbaikan (
workshops), fasilitas remanufaktur (
remanufacturing facilities), serta pusat distribusi. Saat ini, United Tractors memiliki 17
workshops, delapan
remanufacturing facilities, dan 139 pusat distribusi.
"Tapi kami hanya menyediakan servis bagi alat berat yang kami distribusikan, yaitu Komatsu, UD Trucks, dan Scania dan tidak bisa melakukan maintenance untuk merk lain. Tapi kita juga punya general sparepart yang mungkin bisa dipakai di alat berat merk lain," tuturnya.
Hingga kuartal III 2015, pendapatan purnajual alat berat mencapai Rp 4,67 triliun atau berkontribusi 55 persen terhadap pendapatan lini alat berat perusahaan. Kendati ada pertumbuhan pendapatan purnajual tahun depan, perusahaan meprediksi kalau proporsinya akan tetap di angka 55 hingga 60 persen terhadap pendapatan lini alat berat.
"Karena pertumbuhannya pun tidak signifikan, hanya 6 persen. Tapi setidaknya ini lebih baik dari prediksi penjualan alat berat kami," katanya.
Sementara itu, perusahaan menargetkan penjualan alat berat sebanyak 2 ribu unit atau sama dengan target perusahaan hingga akhir tahun 2015.
Hingga kuartal III, perusahaan hanya mampu menjual 1.799 unit kendaraan berat padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan bisa menjual 2.942 unit. Kendati demikian, perusahaan masih menargetkan menjadi penguasa pangsa pasar alat berat dengan angka 40 persen hingga akhir tahun dan tahun depan.