BI Ramal Inflasi Desember 0,6 Persen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 04 Des 2015 22:04 WIB
BI memprediksi inflasi tahun ini berkisar 2,77–2,97 persen atau merosot jauh dari inflasi sepanjang 2014 yang mencapai 8,36 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kiri) dan Deputi Gubernur Ronald Waas (kanan) memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubenur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/11). ( ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) meramalkan inflasi nasional pada bulan terakhir tahun ini akan berada pada kisaran 0,4-0,6 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 0,21 persen. Namun, angka ramalan itu lebih rendah dari inflasi Desember 2014 yang mencapai 2,46 persen.

“Kalau kita di minggu pertama itu lihat di kisaran 0,4 persen. Jadi kalaupun menjelang akhir tahun itu (inflasi) antara 0,4 sampai 0,6 persen lah, di bulan Desember ini,” tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Kompleks Gedung Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (4/12).

BI memprediksi inflasi tahun ini berkisar 2,77–2,97 persen atau merosot jauh dari inflasi sepanjang 2014 yang mencapai 8,36 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai tidak sepenuhnya inflasi rendah yang terjadi pada tahun ini dipicu oleh pelemahan daya beli masyarakat. Faktor lain yang diklaim Darmin ikut meredam inflasi selama ini adalah keberhasilan pemerintah mengendalikan gejolak harga pangan.

“Mungkin ada saja pengaruh dari daya beli yang menurun, tetapi juga tetap ada pengaruh dari pengendalian pangan dan belum adanya tarif yang naik. Jadi jangan kemudian dianggap itu benar-benar hanya karena permintaan atau daya beli yang turun,” ujar Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (12/1).

Kendati demikian, Darmin mengakui terjadi penurunan penerimaan masyarakat akibat turunnya harga komoditas. Hal ini kemudian  berpengaruh negatif terhadap permintaan dan daya beli masyarakat yang menurun.

“Harga commodity itu pasti mempengaruhi sekali penerimaan petani di Sumatera dan di Kalimantan dan lain-lain,” ujarnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER