Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengklaim berhasil menjaga disparitas harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun ini menyusul rendahnya distribusi premium dan BBM bersubsidi.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan realisasi penyaluran BBM penugasan jenis premium pada tahun ini sebesar 11,97 juta kiloliter (kl) atau 87,8 persen dari total kuota 13,64 juta kl di APBNP 2015.
Sementara untuk BBM bersubsidi jenis solar diyakini akan tersisa 3 juta kl pada penghung tahun atau hanya tersalurkan 82,5 persen dari kuota 17,05 juta kl. Demikian pula dengan kerosene, BPH Migas memprediksi akan tersalurkan 86,6 persen dari total kuota 736.179 kl.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas, Hendry Ahmad menurutkan meningkatnya efektifitas pengaturan dan pengawasan distribusi BBM menjadi kunci keberhasilan pemerintah menghemat subsidi BBM.
Dari sisi pengaturan dilakukan, jelas Hendry, dilakukan dengam penetapan alokasi BBM yang lebih akurat di masing-masing kabupaten/kota. Sedangkan dari aspek pengawasan dilakukan dengan meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih efektif dengan pemerintha daerah dan instansi terkait.
"Terjadinya under kuota juga tidak terlepas dari adanya kebijakan Pemerintah tentang disparitas harga yang cukup kecil dan pembatasan konsumen. Terakhir masyarakat mulai menerapkan efisiensi dalam penggunaan BBM," jelas Hendry di Jakarta, Selasa (15/12).
Hingga November 2015, BPH Migas mencatat realisasi penyaluran BBM khusus penugasan jenis premium sebesar 11,21 juta kiloliter (KL) atau 82 persen dari total kuota 13,64 juta KL.
(ags/gen)