Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi lahirnya tiga merek sepatu nasional yang akan diproduksi oleh industri kecil dan menengah.
Sepatu nasional dengan merek
Equator, Kakatua, dan
Krakatau ini rencananya akan diproduksi dan dipasarkan pada tahun depan dengan menyasar konsumen kelas menengah ke atas.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Euis Saedah menuturkan Kemenperin tengah menyeleksi 12 IKM sepatu yang berkualitas bagus dan sudah punya pasar tersendiri guna memproduksi ketiga merek sepatu nasional itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tahap pertama, kami berharap bisa meluncurkan merek Equator terlebih dahulu. Kami harapkan dua merek lainnya bisa menyusul di-launching Maret mendatang," jelas Euis ketika ditemui di Kementerian Perindustrian, Selasa (22/12).
Dengan menyasar pasar menengah ke atas, ujarnya, kemitraan ini akan melakukan tolak ukur (benchmarking) kualitas dan model sesuai dengan merek-merek sepatu pabrikan Eropa. Bahkan manajemen bisnisnya pun juga diselaraskan dengan model-model bisnis sepatu asing.
Contoh-contoh model bisnis yang diadaptasi kemitraan ini, lanjut Euis, seperti pemasaran berbasis teknologi serta strategi penetapan harga(pricing) karena harga yang dibanderol bisa mencapai jutaan Rupiah untuk satu pasangnya. Untuk hal-hal itu, Kemenperin mengaku telah mendapatkan sumber daya yang kompeten.
"Contohnya untuk sisi pemasaran, kami sudah siapkan tim khusus yang isinya ada tim dari Brodo (merek sepatu lokal). Mengingat sasarannya yang menengah ke atas, maka kami juga melakukan benchmarking ke merek seperti Bally atau Doctor Martens," ujar Euis.
Dengan peluncuran sepatu ini, Euis berharap semakin banyak IKM yang mau bermitra dengan Kemenperin karena memiliki manfaat seperti sertifikasi dan juga kepastian tujuan penyaluran hasil produksi. "Bahkan para IKM ini juga bisa promosi gratis dengan meproduksi sepatu ini. Artinya kan kualitas para mitra IKM ini kan sudah teruji," tambahnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kontribusi IKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas sebesar 34,56 persen, yang dihasilkan dari 3,52 juta unit IKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Nilai produksi IKM pada tahun lalu tercatat sebesar Rp615,02 triliun dengan nilai ekspor mencapai Rp245,25 triliun (US$19,62 miliar).
(ags/gen)