Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meramalkan pertumbuhan industri 2016 bisa mencapai 20 persen pada 2016. Isu pelemahan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir akan disiasati pelaku industri dengan meningkatkan ekspor produk manufaktur.
“Walaupun sampai sekarang kontribusi komoditas masih mencapai 60 persen dari total nilai ekspor, namun saya optimistis tahun depan dampaknya akan berkurang seiring dengan pertumbuhan industri lain seperti manufaktur dan wood based," ujar Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Johnny Darmawan di kantor Apindo, Jakarta, Senin (14/12).
Oleh karena itu ia yakin, pertumbuhan industri Indonesia bisa naik menjadi 6,2-6,6 persen tahun depan dari proyeksi realisasi pertumbuhan 2015 sebesar 5,2-5,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat tahun depan pertumbuhan kira-kira bisa 10 sampai 20 persen dari yang diproyeksikan pemerintah. Mudah-mudahan saja bisa menutup industri pertambangan dan komoditas lain yang sedang lemah," katanya.
Industri Pariwisata
Menyusul fenomena pelemahan harga komoditas yang terjadi sejak beberapa waktu lalu, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani meyakini dalam waktu dekat akan terbentuk titik keseimbangan baru atas kinerja berbagai sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal ini terlihat dari kian meningkatnya sektor pariwisata yang dinilai akan menutup kontribusi sektor komoditas seiring dengan anjloknya harga batubara.
"Saat ini jumlah kamar hotel Indonesia itu paling besar se-Asean dengan total kamar mencapai 270.500 kamar. Sementara Thailand itu cuma 200 ribu kamar. Dengan mau masuknya investasi 58 ribu kamar baru tahun depan dan tahun berikutnya, saya lihat sektor pariwisata cukup menjanjikan," kata Hariyadi.
Berangkat dari hal tersebut, pengusaha pengelola jaringan Hotel Sahid ini optimistis sektor pariwisata bisa menggantikan kontribusi industri pertambangan yang tengah lesu.
"Bahkan dengan adanya kebijakan bebas Visa kami optimis jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia bisa mencapai 10 juta orang tahun depan atau tahun-tahun berikutnya," tandas Hariyadi.
(gen)