Pemerintah Jajaki Impor Beras dari Pakistan dan India

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2016 13:50 WIB
Kementerian Perdagangan (Kemendag)  telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) impor beras dengan pemerintah Pakistan.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong memberikan kata sambutan saat peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia (FSPI), Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjajaki impor beras dari Pakistan dan India dengan alasan untuk menjaga stabilitas harga pangan. Sebagai langkah awal, Kemendag telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan pemerintah Pakistan.

"Saya sudah tanda tangan MoU dengan pemerintah Pakistan isitilahnya G to G, government to government, dan Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) sekarang sedang mempelajari dan menata detail-detail teknis stok beras yang ada di Pakistan" tutur Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong di kantornya, Jakarta, Rabu (6/1).

Thomas menuturkan menjaga stabilitas harga pangan merupakan priorotas utamanya pada tahun ini. Pasalnya, sumbangan harga pangan cukup besar terhadap inflasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berharap, diversifikasi impor beras dari Pakistan bisa menjamin keamanan stok pangan dan menjaga stabilitas harga. Kebijakan ini juga merupakan upaya pemerintah mengantisipasi gagal panen akibat El-Nino.

"Saya prihatin kemungkinan El-nino hantaman kedua. El-Nino saat ini masih dalam memuncak. Jadi cuaca bisa sekali lagi menghantam panen," kata Thomas.



Selain dengan Pakistan, lanjut Thomas, Kemendag juga tengah mendorong penandatanganan MoU sejenis dengan pemerintah India.

"India juga sudah menjadi eksportir beras cukup besar di dunia beberapa tahun terakhir ini. Mereka (India) sekarang ekspor US$3-4 miliar per tahun beras putih," ujar Thomas.

Namun demikian, Thomas masih belum bersedia mengungkapkan besaran impor beras dari kedua negara di Asia Selatan itu untuk tahun ini.

"Saya masih belum bisa mengatakan (jumlah impor berasnya) karena, pertama, masih dalam proses perhitungan antara Bulog dan kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Kedua, kita juga sedang proses tawar menawar baik dengan Pakistan dan juga India," ujarnya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER