Kemenperin Kaji Insentif untuk Industri Hulu Petrokimia

Antara/Irene Inriana | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 02:25 WIB
Namun, bahan baku atau barang setengah jadi yang dihasilkan industri hulu harus dipastikan bisa dimanfaatkan untuk industri hilir petrokimia nasional.
Pabrik Petrokimia Grup Barito Pacific. (Dok. Barito Pacific)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian berencana memberikan insentif untuk menggenjot masuknya investasi sektor industri hulu petrokimia guna menciptakan nilai tambah dan memperkuat struktur industri.

"Kami berharap bahan baku kita dipakai sebesar-besarnya untuk kemakmuran di dalam negeri, untuk membangun nilai tambah, makanya industri petrokimia kami dorong," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Harjanto, seperti yang dikutip dari kantor berita Antara (12/1).

Menurut Harjanto, bahan baku untuk industri petrokimia sebagian besar tersedia di dalam negeri, seperti gas dan batu bara. Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor ini juga tersedia, meskipun harga komoditas yang masih relatif tinggi menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di petrokimia harga komoditasnya yang harus kami coba selesaikan agar lebih punya viability atau kelayakan agar industri tersebut bisa bertahan ke depan," ujar Harjanto.

Untuk itu, pemerintah berupaya agar bahan baku industri petrokimia yang tersedia di dalam negeri bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk industri nasional, meskipun beberapa bahan baku dan barang setengah jadi masih perlu diimpor karena belum tersedia di dalam negeri.

Dengan demikian, ia menilai Kemenperin berencana memberikan insentif untuk investasi industri petrokimia hulu agar semakin menarik. Namun, menurutnya bahan baku atau barang setengah jadi yang dihasilkan industri hulu harus dipastikan bisa dimanfaatkan untuk industri hilir petrokimia nasional, atau disebut juga kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).

"Industri hulu tidak bisa ditinggalkan. Kalau kita memberi subsidi, kemudian hanya diproses satu step (setengah jadi), lalu barang setengah jadi itu dikirim ke luar negeri, ya itu kita tidak dapat apa-apa. Tapi kalau dari hulu diproses sampai ke hilir, itu lebih besar nilai tambahnya," papar Harjanto. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER