Menko Darmin Perkirakan 2016 Neraca Dagang RI Kembali Defisit

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 16:23 WIB
Kegiatan impor untuk pembangunan infrastruktur menurut Menko Darmin Nasution berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan impor untuk pembangunan infrastruktur menurut Menko Darmin Nasution berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia mencatatkan defisit perdagangan hanya dua bulan sepanjang 2015, yaitu pada November dengan nilai US$410 juta dan Desember senilai US$230 juta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan defisit tersebut menunjukan adanya peningkatan kegiatan impor untuk menggerakan perekonomian Indonesia.

"Defisit tidak selalu jelek, kalau ekonomi bergerak pasti impornya naik, tapi ekspornya belum tentu naik karena ekonomi dunia belum tentu membaik," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (15/1).

Darmin memproyeksikan Indonesia masih akan tetap membutuhkan impor khususnya komoditas yang dikategorikan sebagai barang modal dalam kurun waktu ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu arahnya memang itu malah nantinya ke arah defisit," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Sabagai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama bulan Desember tahun lalu nilai impor Indonesia mencapai US$12,12 miliar atau naik 5,32 persen apabila dibandingkan November 2015.

Impor nonmigas bulan lau tercatat senilai US$10,32 miliar atau meningkat 4,50 persen sedangkan impor migas juga tercatat US$1,80 miliar atau naik 9,61 persen dibandingkan November 2015.

Kepala BPS Suryamin menyebutkan lonjakan impor yang terjadi selama November-Desember merupakan barang-barang yang dibutuhkan dalam proyek pembangunan infrastruktur.

"Memang kenaikan tersebut akibat banyak yang impor untuk keperluan barang modal terutama proyek-proyek yang dijalankan pemerintah," jelasnya.

Untuk golongan non migas, beberapa golongan barang yang mengalami lonjakan volume impor pada bulan Desember dari bulan November yakni; mesin dan peralatan mekanik yang melonjak 11,27 persen, besi dan baja melonjak 13,45 persen, bahan kimia organik melonjak 21,63 persen dan kapal laut dan bangunan terapung yang melonjak drastis 312,81 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER