Ada Menteri Sangsi Kemudahan Berbisnis Bisa Tembus 40 Besar

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Jan 2016 03:26 WIB
Presiden Jokowi mengungkapkan dalam rapat terbatas membahas kemudahan berbisnis ada Menteri yang menyebut sulit untuk tembus angka 40 besar.
Presiden Jokowi mengungkapkan dalam rapat terbatas membahas kemudahan berbisnis ada Menteri yang menyebut sulit untuk tembus angka 40 besar. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Wonogiri, CNN Indonesia -- Melihat kesuksesan realisasi investasi di tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis realisasi investasi tahun ini akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Oleh sebab itu ia menginstruksikan para pejabat terkait di bidang ekonomi untuk tetap memasang target tinggi investasi di 2016 dan 2017. Salah satu cara untuk dapat mencapai target tinggi tersebut menurut Jokowi adalah dengan berupaya meningkatkan indeks kemudahan dalam berbisnis di Indonesia.

"Kemudahan berusaha di Indonesia masih 109, saya sampaikan ke Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan semua menteri, saya tidak mau lagi di angka-angka yang hanya 100. Target tahun depan kita di angka 40," kata Jokowi dalam sambutan acara penciptaan lapangan kerja melalui investasi di Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (22/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bercerita ketika menyebut angka itu, sempat ada menteri yang merasa keberatan dengan target yang ditetapkannya. Mendengar hal itu Jokowi tetap bersikukuh tidak akan mengubah pendapatnya. Namun, ia enggan menyebutkan identitas menteri yang dimaksud.

"Kerja tuh kalau tidak diberi target, tidak seram. Saya sudah hitung, 40 itu jangan ditawar. Kalau bisa dicapai ya artinya kerja, kalau tidak bisa dicapai ya artinya tidak mampu," sindir Jokowi.

Untuk bisa mencapai target tersebut, menurut Jokowi, kuncinya hanya satu yakni memangkas birokrasi perizinan.

"Di pemerintahan harus kita rombak besar-besaran. Tidak ada lagi yang namanya izin berbulan-bulan, bertahun-tahun. Perizinan bisa cepat, di daerah cepat, di pusat juga cepat, itulah nanti yang akan menyelesaikan masalah persaingan ini," jelasnya.

Seperti diketahui, dalam indeksi EODB per akhir 2015 Indonesia berada di peringkat 109 dari 189 negara yang disurvei Bank Dunia. Sementara dalam survei yang dilakukan tahun sebelumnya, Indonesia diketahui bertengger pada posisi 120.

Komitmen Investasi

Sementara Kepala BKPM Franky Sibarani mencatat komitmen investasi dari 10 negara yang menjadi prioritas pada 2015 meningkat sebesar 40 persen. Ia menyebut naiknya komitmen investasi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi yang menjanjikan.

"Dari 10 negara yang ditetapkan menjadi prioritas komitmen investasi yang dicatatkan mencapai US$63,3 miliar naik 40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya," katanya.

Menurut Franky, pertumbuhan 10 negara prioritas pemasaran tersebut berada di atas pertumbuhan komitmen investasi asing yang hanya 29 persen.

Negara teratas yang menaikkan komitmen investasinya adalah China sebesar US$22,2 miliar atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Negara-negara sumber investasi utama juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan di antaranya Singapura naik 69 persen menjadi US$16,3 miliar, Jepang naik 95 persen menjadi US$8,1 miliar dan Korea Selatan naik 86 persen menjadi US$4,8 miliar.

"Pertumbuhan angka komitmen investasi ini akan dikawal oleh BKPM, sehingga dapat mendukung pencapaian modal di tahun 2016. Dengan berbagai kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu maka pencapaian target penanaman modal menjadi penting," katanya.

Sepanjang 2015, nilai komitmen investasi tercatat mencapai Rp1.852 triliun yang artinya meningkat 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER