Jokowi: Penaikan Suku Bunga AS Memberikan Kepastian

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2015 12:14 WIB
Menurut Jokowi, dengan kenaikan suku bunga itu, maka pelaku keuangan dan ekonomi memperoleh kepastian dan tak perlu menebak-nebak lagi.
Presiden RI Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta (07/12/15), terkait Pilkada Serentak di seluruh wilayah Indonesia yang sedianya dilaksanakan untuk pertama kali pada tanggal 9 Desember 2015. (Biro Pers/Kris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat dari 0 persen-0,25 persen menjadi 0,25 persen-0,50 persen memberikan kepastian bagi pasar.

"Oh bagus, artinya sekarang sudah ada kepastian. Ya kan? Sudah naik," ujar Jokowi di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (17/12).

Menurut sang kepala negara, dengan kenaikan suku bunga itu, maka pelaku keuangan dan ekonomi tak perlu menebak-nebak lagi. Pelaku pasar kini telah memperoleh kepastian dan bisa menyesuaikan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira membuat semuanya pasti. Kalau dulu kan berapa? Kapan? Kalau sekarang kan sudah pasti naik. Dan malah ini memberikan efek positif bagi kita kan?" katanya.

Jokowi bercerita, pagi tadi, beberapa jam setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunganya, ia mengikuti indeks harga saham yang naik beberapa poin dan menguatnya mata uang rupiah terhadap mata uang lainnya.

"Pagi tadi saya ikuti, misalnya, indeks harga saham justru malah naik, rupiah juga menguat, artinya baik. Ditanggapi oleh pelaku-pelaku keuangan dan ekonomi baik, karena susah pasti. Ada kepastian," ujarnya.

The Fed akhirnya menaikan suku bunga dari 0 persen-0,25 persen menjadi 0,25 persen-0,50 persen, Rabu (16/12) waktu Washington DC, atau Kamis dini hari waktu Indonesia, yang disampaikan langsung oleh Gubernur The Fed Janet Louise Yellen.

Kenaikan suku bunga ini relatif kecil, namun berdampak pada jutaan orang Amerika, investor, pembeli rumah dan properti serta pemilik akun tabungan. Nasabah akan lebih menaruh perhatian atas deposit uang mereka di bank-bank karena tingkat cicilan yang semakin membesar.

Pergerakan ini telah diprediksi. Kenaikan suku bunga, dianggap pertanda jika perekonomian telah pulih dari Resesi Besar di 2008 silam. Bank central Amerika Serikat percaya, ekonomi dalam negeri akan semakin menguat dan tidak lagi memerlukan subsidi.

The Fed memberlakukan suku bunga mendekati nol persen selama krisis di Desember 2008 untuk membantu menstimulasi ekonomi dan mendorong pembenahan pasar perumahan yang sempat runtuh.

Namun, saat ini krisis ekonom dinilai telah berlalu. Faktanya perekonomian lebih sehat — pengangguran saat ini di angka 5 persen, setengah dari jumlah pengangguran yang ada di 2009, yang menjadi krisis pekerjaan paling buruk.

Mengutip CNN Money, sejak saat itu hingga sekarang telah tumbuh lebih dari 12 juta pekerjaan baru. Pergerakan positif ini terus berkembang semenjak pemulihan.

"Liftoff" suku bunga The Fed telah memprediksi kemungkinan kenaikan itu di 2016. Penaikan suku bunga terakhir adalah Juni 2006, yang menjadi titik kulminasi dari bentuk sebuah serial penaikan suku bunga dalam dua tahun pertama sejak krisis. Investor akan menaruh perhatian lebih atas apa yang telah diputuskan oleh The Fed hari ini. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER