NPL Naik, Laba Bersih BNI Turun jadi Rp9,1 Triliun pada 2015

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 13:14 WIB
Laba bersih BNI turun 15,74 persen dibandingkan dengan perolehan tahun 2014 yang mencapai angka Rp10,8 triliun karena naiknya tingkat kredit bermasalah.
Ilustrasi kantor cabang BNI. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp9,1 triliun pada 2015, turun 15,74 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun 2014 yang mencapai angka Rp10,8 triliun.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan penyebab utama dari penurunan laba secara persentase adalah karena tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan mengalami kenaikan.

“Di 2014 itu NPL kami hanya 2 persen, di semester 1 2015 NPL naik jadi 3 persen sekarang sudah turun menjadi 2,7 persen," ujarnya dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BNI Tahun 2015, Senin (25/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai upaya pengelolaan risiko dan ekspansi, pencadangan kredit (cadangan kerugian penurunan nilai/ CKPN) bank pelat merah tersebut pun naik 101 persen menjadi Rp7,3 triliun pada tahun 2015.

"Kalau kami abaikan CKPN dan lihat margin bunga bersih (net interest margin/NIM), kami masih tumbuh sekitar 12 persen," ujarnya.

Sepanjang 2015, BNI menjaga NIM di level 6,4 persen. Adapun total pendapatan bunga bersih (net interest income) tercatat sebesar Rp25,6 triliun atau turun 12,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pendapatan komisi (fee based) meningkat dari Rp6,9 triliun menjadi Rp7,3 triliun.

Lebih lanjut, Achmad memperkirakan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2016 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu, bahkan mencapai dua digit. Hal itu seiring dengan membaiknya perekonomian.

"Kami melihat prospek ekonomi di 2016 rasanya akan lebih bagus dibandingkan 2015," ujar Achmad.

Ia menjelaskan, upaya pencapaian laba tahun ini akan didukung oleh ekspansi kredit sebesar 16-18 persen terutama di sektor infrastruktur, perdagangan, dan konstruksi.

Direktur Keuangan BNI Rico Budidarmo menambahkan penyaluran kredit perseroan tahun 2015 tumbuh 17,5 persen menjadi Rp326,1 triliun dari capaian tahun 2014 Rp277,6 persen. Kredit ke segmen business banking tumbuh 15,3 persen menjadi Rp231,1 triliun dibandingkan tahun 2014, Rp200,4 triliun. Adapun komposisinya meliputi Usaha Menengah dan Kecil (28,6 persen), Korporasi (24,6 persen), BUMN (17,7 persen), dan pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri (11,5 persen).

Kredit segmen konsumer BNI tumbuh 10,6 persen menjadi Rp57,5 triliun dibandingkan tahun 2014, Rp52 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari BNI Griya (60,2 persen), diikuti Kartu Kredit (17 persen), kredit konsumer lainnya (15,8 persen), dan Flexi 6,8 persen.

Peningkatan kredit tersebut didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18 persen dari Rp319 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp370,4 triliun dan perkuatan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) menjadi 19,5 persen daripada tahun sebelumnya 16,2 persen.

"Dengan demikian aset perseroan di tahun 2015 tumbuh hingga 22,1 persen menjadi Rp508,6 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp416,6 triliun," ujar Rico. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER