Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 26,87 poin atau 0,6 persen ke level 4.483 pada perdagangan awal pekan ini mengikuti hijaunya pembukaan bursa saham Asia.
Sementara itu, indeks LQ45 naik 7,63 poin atau 1 persen ke 786,94, Jakarta Islamic Index (JII) naik 5,97 poin atau 1 persen ke 596,64, dan indeks IDX30 menguat 4,06 poin atau 1 persen ke angka 411,86.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pada perdagangan awal pekan terakhir di Januari, IHSG bepeluang melanjutkan penguatannya menyusul redahnya resiko pasar global dan kawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rebound harga minyak akan berdampak positif bagi pergerakan saham-saham sektoral berbasiskan komoditas yang sudah tertekan dalam harganya. IHSG diperkirakan bergerak di teritori positif di kisaran 4.430 hingga 4.500,” jelasnya dalam riset, Senin (25/1).
Ia menjelaskan, IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu berhasil tutup di teritori positif, menguat 42,618 poin (0,96 persen) di 4456,744. Ia menilai rendahnya resiko pasar kawasan dan global turut berimbas pada perdagangan akhir pekan lalu.
“Indeks MSCI Emerging Market akhir pekan lalu di pasar Asia menguat 3 persen. Penguatan terutama ditopang saham-saham sektor energi setelah harga minyak mentah akhir pekan lalu berhasil rebound di atas US$30 per barel di pasar Asia,” katanya.
David menambahkan, sebelumnya pasar juga merespon positif pernyataan Presiden bank sentral Eropa Mario Draghi yang menjanjikan langkah stimulus lanjutan pada pertemuan ECB Maret mendatang.
Namun, di sisi lain jika dilihat sepekan terakhir, menurutnya IHSG masih terkoreksi 1,5 persen menandai koreksi selama tiga pekan berturut-turut di Januari ini. Ia mencatat minat bertransaksi cenderung menurun, tercermin dari rata-rata harian volume transaksi di pasar reguler pekan lalu hanya mencapai 2,45 miliar saham dibandingkan pekan sebelumnya 2,60 miliar saham.
“Tekanan jual terutama dipicu masih derasnya arus dana asing yang keluar dari pasar seiring meningkatnya resiko pasar global dan kawasan. Ini tercermin dari penjualan bersih asing sepekan kemarin mencapai Rp1,41 triliun,” katanya.
Sementara, sejak awal tahun ia mencatat nilai penjualan bersih asing mencapai Rp3,9 triliun. Menurutnya sentimen negatif yang menekan pasar sepekan kemarin terutama dipicu faktor eksternal terkait dengan meningkatnya kekhawatiran pemburukan ekonomi China dan anjloknya harga minyak mentah.
“Namun akhir pekan lalu pasar global dan kawasan berhasil rebound seiring rebound harga minyak mentah dan harapan stimulus lanjutan di kawasan Euro dan Asia. Harga minyak mentah akhir pekan lalu
rebound hingga 9 persen di US$32,20 per barel dipicu
short covering pelaku pasar,” ucapnya.
Lebih lanjut, lonjakan harga minyak mentah juga dinilai mengangkat indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing 1,33 persen dan 2 persen tutup di 16.093,51 dan 1.906,90. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,66 persen dan 1,42 persen.
(gir)