Delapan Negara Berkembang yang Tak Menakutkan Investor Global

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 06:44 WIB
Indonesia masuk dalam delapan negara berkembang yang bersahabat bagi investor global.
Indonesia masuk dalam delapan negara berkembang yang bersahabat bagi investor global. (Antara Foto/Fanny Octavianus)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi ekonomi global sampai saat ini masih diwarnai ketidakpastian. Anjloknya harga komoditas terutama minyak mentah, perlambatan ekonomi China, serta imbas normalisasi kebijakan moneter AS menjadi momok yang menghantui investor dunia.

Namun di tengah penurunan ekonomi dunia, CNN Money melansir delapan negara berkembang yang cukup menjanjinkan bagi dunia usaha. Kedelapan negara berkembang yang dianggap tidak menakutkan bagi investor adalah sebagai berikut:

1. India

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

India adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tercepat di dunia, dan pemerintahnya menargetkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun ini.

India adalah salah satu negara yang paling diuntungkan dari penurunan  tajam harga minyak global.

"Tumbuh yang tercepat masih belum cukup bagi India," ujar Menteri Keuangan India, Arun Jaitley pada acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.

Dia meramalkan, ekonomi India dapat tumbuh sekitar 9 persen per tahun jika dalam kondisi yang baik.

Statistik mencatat, ekonomi India tumbuh sebesar 7,4 persen pada kuartal III 2015.

"Potensi pertumbuhan ekonomi riil kami adalah 1 persen hingga 1,5 persen di atas itu, " kata Jaitley.

2. Kenya

Ekonomi Kenya tumbuh 6,5 persen pada tahun lalu dan diperkirakan tumbuh 6,8 persen pada tahun ini. Negara ini menikmati booming teknologi dan telah mendapatkan manfaat dari harga minyak yang rendah.

Tidak seperti banyak negara berkembang lainnya, Kenya tidak perlu khawatir banyak tentang perlambatan pertumbuhan di China karena hubungannya terbatas dengan negara itu.

3. Vietnam

Pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 6,5 persen pada tahun lalu dan diperkirakan akan tumbuh 6,4 persen pada tahun ini. Negara ini mendapatkan manfaat dari pertumbuhan tinggi jumlah tenaga kerja produktif, di mana 60 persen dari populasi berusia di bawah 35 tahun.

Ekonomi Vietnam juga akan mendapatkan keuntungan tambahan dari kemitraan Trans Pacific Partnership (TPP), yakni kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan 11 negara lainnya (Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Mexico, New Zealand, Peru, dan Singapura). Seluruh negara tersebut mengklaim menguasai 40 persen ekonomi dunia.

4. Chili

Selain Vietnam, Chili juga tergabung dalam TPP. Idealnya, Chili mendapatkan keuntungan dagang yang lebih besar dari kesepakatan dengan AS dan 11 negara lainnya.

Selain itu, kalangan investor juga optimistis terhadap Chili karena dinilai telah berhasil melakukan diversifikasi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.

5. Kolombia

Ekonomi Kolombia tumbuh 2,5 persen pada tahun lalu dan diperkirakan tumbuh 2,7 persen pada tahun ini.

Keyakinan itu sejalan dengan komitmen pemerintahannya yang akan memangkas belanja dan mengambil langkah-langkah taktis untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Paket kebijakan ini diyakini akan menarik minat investor.

6. Mexico

Meksiko dianggap sebagai kisah sukses pembangunan sebuah negara di kawasan Amerika Latin. Meksiko muncul sebagai pemenang menggeser Brasil dalam hal daya saing ekonomi di kawasan.

Ekonominya tumbuh 2,3 persen pada tahun lalu, dan IMF memperkirakan pertumbuhan akan lebih cepat pada tahun ini menjadi 2,8 persen.

Menurunnya angka pengangguran dan berkurangnya utang negara pada tahun lalu merupakan buah keberhasilan dari reformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintahnya.

7. Indonesia

Indonesia mulai fokus meningkatkan profil ekonominya sejak dilanda krisis keuangan terakhir. Antara lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk itu adalah memangkas penarikan utang luar negeri sehingga mengurangi kerentanan pasar uang dari pengaruh kenaikan suku bunga di AS.

Indonesia juga dianggap berhasil mengendalikan pengeluaran dan membatasi defisit anggaran negara.

Meski melambat, ekonomi Indonesia tetap tumbuh antara lain berkat perkembangan kelas menengah yang cukup pesat.

Presiden Joko Widodo belum lama ini memperkirakan ekonomi Indonesia kemungkinan melambat pada tahun lalu dengan hanya tumbuh sekitar 4,7 persen sampai dengan 4,8 persen. Sementara untuk tahun ini, ekonomi INdonesia diperkirakan tumbuh 5,3 persen.

8. Peru

Ekonomi Peru diprediksi tumbuh 3,3 persen pada tahun ini, antara lain karena mengandalkan sumbangan dari sektor pertambangan.

Pertambangan menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara ini. Kendati harga komoditas anjlok di pasar internasional, pemerintah Peru dianggap berhasil mengandalikan harga di dalam negeri sehingga kondisinya lebih baik dibandingkan dengan negara eksportir tambang lain.

Kondisi ini dianggap investor sebagai pertanda baik. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER