Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi di bulan perdana 2016 di level 0,75 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi Desember 2015 sebesar 0,96 persen.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan pendorong inflasi Januari 2016 adalah tingginya harga cabai, bawang merah, daging ayam, dan telur ayam.
“Harga-harga ini yang memberikan tekanan. 0,75 persen itu termasuk cukup tinggi. Kami mendengar pemerintah sudah melakukan koordinasi untuk mengendalikan itu,” kata Agus di Istana Kepresidenan, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agus, angka inflasi seharusnya bisa lebih tinggi seandainya pemerintah tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal Januari 2016.
“Penurunan harga BBM ada manfaatnya, jadi kami pikir inflasi tidak akan 1 persen di Januari,” jelasnya.
Meskipun 2016 diawali dengan angka inflasi yang tinggi, namun mantan Menteri Keuangan meyakini sampai akhir tahun nanti inflasi Indonesia masih sesuai target BI 4 plus minus 1 persen.
Peluang Pangkas Suku BungaSementara terkait suku bunga acuan (BI rate), Agus menyatakan bank sentral telah memangkasnya dari 7,5 persen menjadi 7,25 persen dan masih melihat adanya ruang untuk melakukannya lagi.
“Kami sekarang masih melihat ada ruang untuk melonggarkan moneter. Namun hanya mungkin bisa diputuskan kalau kami sudah mengkaji data. Salah satunya adalah bagaimana stabilitas sistem keuangan dan bagaimana stabilitas ekonomi makro, baru kemudian melakukan pelonggaran moneter,” jelasnya.
(gen)