Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahun 2015 sebesar 4,57 persen, naik tipis dari tahun 2014.
Kepala BPS Suryamin menyebut kenaikan industri skala besar tersebut disumbang oleh peningkatan produksi farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, serta industri barang galian dan industri makanan.
Selama kuartal IV, industri yang rata-rata menyerap tenaga kerja di atas 20 orang itu mampu naik 4,02 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat secara kuartalan, pertumbuhan produksi industri kuartal IV 2015 mampu naik sebesar 1,69 persen dibandingkan kuartal III tahun 2015.
Suryamin menjelaskan terdapat tiga subsektor industri yang berhasil tumbuh di tengah perlambatan ekonomi global. Ketiga subsektor itu adalah, industri kulit barang dan alas kaki sebesar 7,66 persen, industri barang galian bukan logam sebesar 5,81 persen, dan industri barang logam bukan mesin dan peralatannnya sebesar 5,62 persen.
"Itu semua adalah industri barang berorientasi ekspor, jadi ada bukti bahwa meski perekonomian negara lain melambat, ekspor barang tetap besar," ujar Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Senin (1/2).
Sementara terdapat tiga subsektor lainnya yang juga mengalami penurunan produksi selama kuartal IV 2015, yakni produksi industri bahan kimia, industri peralatan listrik dan industri pakaian jadi sebesar 4,61 persen.
Lebih lanjut, jika dilihat secara geografis, provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Papua Barat turun 3,81 persen, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 1,08 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2015 secara kuartalan yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tingkat provinsi adalah Provinsi Jawa Tengah naik 8,21 persen, Provinsi Riau naik 4,92 persen, dan Provinsi Papua naik 4,61 persen.
Sementara Provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Aceh turun 6,23 persen, Papua Barat turun 4,15 persen dan Nusa Tenggara Barat turun 3,27 persen.
Selain industri manufaktur berskala besar dan sedang, pertumbuhan produksi juga terjadi di industri mikro dan kecil. Tercatat industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 20 orang itu tumbuh 5,71 persen dibandingkan tahun 2014.
Adapun sub-sektor manufaktur industri mikro dan kecil yang mampu tumbuh adalah produksi bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 18,87 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 13,19 persen serta industri mesin dan perlengkapannya sebesar 12,57 persen.
(gir/gen)