Permintaan Dolar Meningkat, Rupiah Keok Lagi di November

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2015 19:23 WIB
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar disebabkan oleh meningkatnya permintaan valuta asing untuk membayar utang yang jatuh tempo menjelang akhir tahun.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar disebabkan oleh meningkatnya permintaan valuta asing untuk membayar utang yang jatuh tempo menjelang akhir tahun. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statitik (BPS) mencatat nilai tukar eceran rupiah pada November 2015 terdepresiasi terhadap dolar Amerika dibandingkan Oktober 2015 sebesar 0,63 persen.

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan kurs tengah eceran rupiah terendah rata-rata di 34 provinsi adalah Rp 13.686,26 per dolar dan terjadi pada minggu ketiga November 2015.

“Level tertinggi (nilai tukar eceran rupiah terhadap dolar) terjadi di Kalimantan Utara yaitu Rp 13.348 per dolar.Level terendah terjadi di Nusa Tenggara Barat Rp 13.790 per dolar,” kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suryamin menduga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar disebabkan oleh meningkatnya permintaan valuta asing untuk membayar utang yang jatuh tempo menjelang akhir tahun.

“Salah satu dugaan kami adalah pengembalian utang yang harus dipenuhi di akhir tahun sehingga kebutuhan permintaan mata uang asing, khususnya dolar meningkat,” ujarnya.

Rupiah juga terdepresiasi terhadap dolar Australia sebesar 1,83 persen, dimana terendah rata-rata kurs tengah terjadi pada pekan terakhir November tercatat di level Rp 9.895,73 per dolar Australia. Menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di provinsi Aceh yang mencapai Rp 10.136 per dolar Australia.

Sementara, terhadap Yen Jepang, Suryamin mengatakan nilai tukar eceran rupiah menguat 0,62 persen, dengan level tertinggi rata-rata kurs tengah berkisar Rp 110,276 per yen dan terjadi di minggu kedua November 2015. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di Provinsi Aceh sebesar Rp 97,50 per yen pada minggu pekan yang sama.

Terakhir terhadap Euro, mata uang Garuda terapresiasi sebesar 2,95 persen sepanjang November tahun ini. Level tertinggi rata-rata di 34 provinsi terjadi di minggu keempat November 2015 dengan Rp 14.584,78 per euro. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di Bengkulu dengan Rp 14.456,50 per euro pada minggu keempat November 2015.

"Minggu pertama November (rupiah) kita masih menguat terhadap empat mata uang yang kita amati tetapi pada minggu keempat (November) rupiah melemah terhadap dolar Amerika dan dolar Australia," ujarnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER