Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai dalam jangka panjang, kereta cepat (high-speed rail/HSR) Jakarta-Bandung dibutuhkan keberadaannya. Pasalnya seiring perkembangan jumlah penduduk khususnya di pulau Jawa, kebutuhan akan moda transportasi massal semakin meningkat.
“Bayangkan Jawa ini akan jadi kota pulau. Di 2030, 2040 Pulau Jawa barangkali akan stabil penduduknya di 200 juta. Semua pulau dan kota barangkali akan sambung menyambung menjadi satu. Pada saat itu maka kita memerlukan kereta cepat bukan satu, mungkin dua, mungkin tiga, mungkin empat,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil kala ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Jumat (5/2).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian memahami adanya pro-kontra di masyarakat yang tak bisa dielakkan terkait proyek kereta cepat. Sofyan menyadari apabila menggunakan perspektif kekinian, maka keberadaan kereta cepat belum dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia berkaca pada implementasi proyek terdahulu yang sempat membuat pro dan kotra seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diinisiasi oleh Tien Soeharto hingga Jalan Kuningan (Jakarta) hasil perjuangan mantan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
“Hari ini kita mengapresiasi ada Taman Mini (TMII). Itu inisiasinya Bu Tien (Tien Soeharto) waktu itu. Jalan Kuningan waktu dibikin Ali Sadikin, orang ribut. Tapi kalau tidak ada Jalan Kuningan bayangkan Jalan Thamrin (menjadi)
the only boulevard. Perpektif jangka panjang harus kita lihat,” ujarnya.
Menurut Sofyan, proyek yang membutuhkan investasi sebesar US$5,5 miliar ini merupakan proyek pertama yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan Indonesia dalam membangun moda kereta cepat nantinya.
Skema pembiayaannya pun tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) namun skema
business to business yang dilakukan oleh konsorsium perusahaan pelat merah Indonesia dan China. Ke depan, apabila proyek ini berhasil, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya akan lebih mudah untuk direalisasikan.
“Pertanyaannya perlu tidak kereta cepat? Hari ini mungkin belum perlu tapi sepuluh tahun yang akan datang akan perlu. Kalau tidak dibikin hari ini kapan lagi kita bikin?,” ujarnya.
(gen)