Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan pengenaan pajak bahan bakar minyak (BBM) jenis fosil hingga US$10 per barel. Usulan tersebut muncul di saat harga minyak mentah dunia tengah terjun bebas akibat kelebihan pasokan.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Jeffrey Zients mengatakan pajak tersebut rencananya akan dipungut dari impor minyak yang masuk ke AS dan ditanggung oleh perusahaan minyak.
Pengenaan pajak tersebut juga bertujuan meningkatkan penggunaan transportasi dengan energi bersih dan mengurangi ketergantungan AS terhadap minyak impor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem transportasi kita terlalu bergantung pada minyak (BBM). Sistemnya tidak dibuat untuk menghadapi realitas dari perubahan iklim," kata Zient dilansir dari CNN Money, Minggu (7/2).
Jeffrey menjelaskan, Obama ingin ada sumber pendapatan baru untuk meningkatkan sistem transportasi baru di AS. Rencana ini akan meningkatkan biaya pembangunan infrastruktur transportasi 50 persen, termasuk mengintegrasikan teknologi baru seperti mobil otonom, atau mobil yang bisa berjalan sendiri.
Namun rencana tersebut mendapat tentangan dari kongres Partai Republik. Juru bicara kongres Republik, Joe McMonigle mengatakan rencana pemungutan pajak tersebut semakin membebani ekonomi penduduk AS yang miskin akibat naiknya harga energi.
"Rencana tersebut benar-benar tidak akan punya kesempatan,"ujar McMonigle yang juga mantan pegawai Kementerian Energi.
Pasalnya proposal tersebut datang di tengah masa krisis industri minyak. Hampir semua perusahaan minyak telah memangkas jumlah pegawai, memperbesar porsi pinjaman perusahaan, hingga memangkas biaya investasi dan ekspansi bisnisnya.
(eno)