Impor Barang Modal Rendah, Pembangunan Infrastruktur Lesu

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 15 Feb 2016 14:28 WIB
Sepanjang Januari 2016, BPS mencatat impor barang modal turun menjadi US$1,79 miliar dibandingkan Desember 2015 sebesar US$2,21 miliar.
Sepanjang Januari 2016, BPS mencatat impor barang modal turun menjadi US$1,79 miliar dibandingkan Desember 2015 sebesar US$2,21 miliar. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan infrastruktur di awal tahun ini diperkirakan masih sedikit, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan nilai impor barang modal sepanjang Januari 2016 turun signifikan jika dibandingkan Desember 2015.

BPS mencatat sepanjang Januari 2016, impor barang modal turun dari sebelumnya US$2,21 miliar pada Desember 2015 menjadi US$1,79 miliar pada Januari 2016.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menilai hal tersebut menunjukkan belanja infrastruktur yang dilakukan pemerintah belum cukup mendorong pertumbuhan ekonomi di awal tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum ada realisasi yang cukup untuk kebutuhan infrastruktur walaupun sudah ada sebagian yang dimulai di akhir 2015. Tapi realisasinya belum cukup signifikan mendorong terjadinya pertumbuhan perdagangan internasional yang lebih tinggi," ujar Sasmito di Jakarta, Senin (15/2).

Jenis barang modal yang mengalami penurunan impor sepanjang Januari 2016 dibandingkan Januari 2015 adalah besi dan baja yang turun 34,46 persen, mesin dan pesawat mekanik turun 11,66 persen, serta benda-benda dari besi dan baja yang turun 17,37 persen.

Selain impor barang modal, impor bahan baku atau penolong juga mengalami penurunan 14,05 persen menjadi US$7,5 miliar pada Januari. Bahkan jika dilihat secara tahunan (yoy) impor bahan baku mengalami penurunan signifikan sebanyak 4,5 persen dibandingkan Januari 2015.

Sasmito memprediksi fenomena penurunan impor barang modal masih akan terjadi selama beberapa bulan ke depan.

"Bayangan saya beberapa bulan masih akan begini. Kami harapkan recovery bisa dimulai semester II, meskipun masih menjadi pertanyaan besar juga," ujarnya.

Sebagai informasi, hingga akhir Januari 2016, pemerintah telah merealisasikan belanja modal Rp1,5 triliun atau 8 persen dari APBN 2016. Lebih besar jika dibanding periode sama 2015 yang nilainya Rp100 miliar dan di Januari 2014 hanya sebesar Rp194 miliar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER