Januari 2015, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$50 Juta

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 15 Feb 2016 12:49 WIB
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2016 sebesar US$10,5 miliar, sedangkan impornya sebesar US410,45 miliar.
Suasana Terminal Petikemas Surabaya, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/9). BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2016 sebesar US$10,5 miliar, sedangkan impornya sebesar US410,45 miliar. (Antara Foto/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$50,6 juta pada Januari 2016, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat defisit US$230 juta.

Membaiknya neraca perdagangan selama Januari didorong oleh surplus perdagangan  non minyak dan gas (migas). BPS mencatat ekspor non migas pada bulan lalu sebesar US$9,39 miliar, lebih sedikit dibandingkan dengan impor non migas yang sebesar US$9,23 miliar.

Namun jika dilihat secara tahunan, nilai surplus neraca perdagangan Januari 2016 anjlok jika dibandingkan dengan surplus periode yang sama tahun lalu US$632,3 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap Januari memang selalu terjadi penurunan  dan biasanya akan meningkat di bulan-bulan berikutnya," ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Senin (15/2).

Menurutnya, penurunan nilai surplus akibat masih lemahnya permintaan global menyusul pelemahan ekonomi sejumlah negara mitra dagang.

Amerika Serikat, misalnya, meski menjadi pangsa ekspor terbesar, nilai ekspor non migas Indonesia ke Negeri Paman Sam turun 7,02 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi US$1,23 miliar.

Penurunan ekspor juga terjadi ke Jepang. Suryamin mengatakan, ekspor Indonesia ke Jepang turun sebesar 11,84 persen setelah hanya membukukan nilai US$1,04 miliar.

Statistik menunjukkan, penurunan ekspor terbesar terjadi ke China, yakni minus 27,74 persen setelah hanya mencatatkan nilainya hanya sebesar US$ 888,6 juta.

Pertumbuhan ekspor nonmigas terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, pertanian, tambang, bijih, kerak & abu logam, bubur kayu (pulp), serta timah.

Sedangkan pertumbuhan impor nonmigas didorong oleh naiknya impor komoditas mesin & peralatan mekanik, besi & baja, bahan kimia organik, kapal laut & bangunan terapung, dan senjata/amunisi.

Sementara neraca perdagangan migas tercatat defisit US$11 juta, menyusut dibandingkan dengan defisit bulan sebelumnya US$50 juta.

Data BPS menunjukkan, ekspor migas Indonesia pada Januari 2016 sebesar US$1,1 miliar, turun dibandingkan dengan ekspor Desember 2015 yang sebesar US$ 1,3 miliar.

Lalu dari sisi impor migas, tercatat sebesar US$1,22 miliar pada Januari, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$1,8 miliar.

"Namun nilai impor migas Januari turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$1,96 miliar," ujar Suryamin. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER