Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berencana menaikkan pendapatan dari sektor non bunga (
fee based income) setelah pemerintah berencana membatasi pendapatan perbankan dari margin bunga bersih (
net interest margin/NIM).
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan guna mengalihkan pendapatan dari NIM, BNI berencana meningkatkan pendapatan provisi,
fee atau komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa yang dilakukan BNI.
Menurutnya pendapatan non bunga atau
fee based income ini dianggap cukup potensial karena dapat diperoleh dari aktivitas pemberian kredit maupun aktivitas lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mempertahankan laba, seandainya pendapatan dari NIM menurun, kami ingin meningkatkan volume bisnisnya, baik itu kreditnya maupun
fee based income-nya," ujar Baiquni kepada CNNIndonesia.com, di Bandung, kemarin.
Ia mengatakan pasca keputusan penurunan BI rate, perbankan harus memutar otak agar bisa mempertahankan profitabilitasnya dengan menyeimbangkan bunga kredit dan bunga simpanan.
Langkah itu ujung-ujungnya akan menentukan seberapa besar level NIM perbankan.
Baiquni menjelaskan dominasi dana murah yang dimiliki BNI mampu menjaga posisi NIM BNI di level 6-6,5 persen. Namun ia memprediksi NIM tersebut akan mengalami penurunan.
Meski NIM turun, upaya BNI untuk memberi bunga pinjaman yang bersaing dan melakukan efisiensi ditujukan untuk meningkatkan peran mendorong pertumbuhan ekonomi 2016.
"Kita melihat kedepannya sulit untuk mempertahankan segitu karena tingkat kompetisi dan likuiditasnya tahun ini tekanannya akan lebih ketat. Mau tidak mau itu akan membuat NIM kita akan turun," jelasnya.
Saham empat bank BUMN merosot drastis pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia, kemarin akibat rencana pemerintah membatasi NIM. Saham BNI anjlok 6,42 persen menjadi Rp5.100 per saham, diikuti saham PT Bank Mandiri Tbk yang turun 4,37 persen jadi Rp9.300 per saham, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meluncur 4,58 persen ke level Rp11.450 per saham.
(gen)