Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan membatasi perputaran uang negara di sistem perbankan, yang selama ini banyak diendapkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kementerian, dan lembaga. Upaya ini dilakukan guna mengurangi tekanan deposan besar yang selama ini disinyalir menghambat penurunan suku bunga bank umum.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan imbalan bunga deposito yang tinggi berpotensi menghambat penurunan suku bunga bank umum, terutama suku bunga kredit. Hal itu juga menyebabkan bank harus menanggung beban biaya (
cost of fund) yang juga besar sehingga banyak bank memilih untuk menahan suku bunga kredit guna mengurangi beban.
Mantan Gubernur BI itu menilai hal itu terjadi karena biasanya ada tekanan dari para deposan besar yang selama ini mengambil untung dari bunga deposito yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok deposan besar yang dimaksud Darmin, antara lain BUMN, serta kementerian dan lembaga pemerintah, yang selama ini menempatkan dananya dalam bentuk deposito di perbankan.
"Yang paling penting setelah BI menurunkan BI rate, jangan sampai BUMN yang punya uang misalnya Rp10 triliun karena bunga depositonya kecil dia pindah ke bank lain. Itu yang coba kita batasi. Jangan cari duit dengan duit kalau pemerintah, kalau swasta bolehlah," ujar Darmin di Jakarta, Selasa (16/2).
Sayangnya, Darmin tidak merinci kebijakan apa yang akan diambil pemerintah untuk membatasi pergerakan uang negara yang diendapkan oleh perusahaan pelat merah, kementerian dan lembaga.
Darmin menjelaskan, dengan adanya tren penurunan suku bunga acuan di dunia, pemerintah melihat adanya ruang untuk melakukan pembenahan agar suku bunga tidak lagi memberatkan masyarakat.
"Pemerintah juga sudah melakukan beberapa langkah supaya bank-bank BUMN dan Kemenkeu yang punya duit banyak itu, jangan menekan bank supaya kasih bunga tinggi-tinggi. Itu retail, pasti dampaknya signifikan," ujarnya.
Darmin mengatakan proses penyesuaian itu terus berjalan berkesinambungan, karena apabila suku bunga acuan turun, hal tersebut bisa berdampak positif ke sektor ekonomi lainnya, terutama sektor riil.
"Perbaikan kita coba didorong supaya arah tingkat suku bunga turun," kata Darmin.
Sebagai informasi, saat ini sejumlah bank menawarkan suku bunga deposito rupiah yang bervariasi. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 15 Februari 2016, rata-rata perbankan menawarkan suku bunga deposito sebesar 7,5 persen untuk deposito berjangka satu tahun.
Bank-bank BUMN diketahui menawarkan suku bunga deposito yang cukup moderat. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, menawarkan suku bunga deposito sebesar 7,8 persen, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mematok bunga 7 persen.
Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menawarkan bunga deposito 7,1 persen, sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 6 persen.
Bunga deposito lebih tinggi ditawarkan oleh beberapa bank swasta. Bank DBS Indonesia, misalnya, memberikan penawaran suku bunga deposito yang paling tinggi yakni 9 persen untuk surat deposito berjangka satu tahun.
(ags/gen)