Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif dan ditutup menguat tipis dalam perdagangan hari ini karena pelaku pasar masih menunggu data ekonomi dalam negeri dan regional Asia.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Selasa (1/3) IHSG memiliki level
support 4.739-4.751 dan resisten 4.781-4.802. Menurutnya laju IHSG bertahan di atas area target
support 4.685-4.700 dan mampu melampaui area target resisten kami di 4.746-4.768.
Menurutnya, IHSG mencoba mendekati target resisten di area 4.800 untuk selanjutnya dijadikan
support baru setelah mampu bertahan di area rerata pergerakan harian dalam 200 hari (MA200).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan tekanan aksi jual yang semakin mengecil, namun masih diimbangi
net buy asing, membuat kami berasumsi IHSG memiliki peluang untuk bergerak variatif cenderung menguat tipis seiring aksi
wait and see pelaku pasar terhadap sentimen dari dalam negeri, terutama pengumuman inflasi dan berita makro lainnya,” ujarnya dalam riset, (1/3).
Kepala Riset Firts Asia Capital David Sutyanto mengatakan Wall Street tadi malam ditutup di teritori negatif, mengakhiri Februari dengan koreksi bulanan 0,4 persen, menandai koreksi untuk tiga bulan berturut-turut.
“Indeks DJIA dan S&P tadi malam masing-masing terkoreksi 0,7 persen dan 0,8 persen tutup di 16.516,50 dan 1.932,23. Koreksi terjadi di tengah harga minyak yang menguat 3,33 persen di US$33,87 per barel,” katanya.
Ia menilai pelaku pasar cenderung merealisasikan keuntungan menyusul minimnya insentif positif setelah data indeks Chicago PMI Februari turun ke 47,6 di bawah perkiraan 52,1 dan bulan sebelumnya 55,6.
“Pada perdagangan awal Maret ini IHSG masih berpeluang melanjutkan tren bullish terutama ditopang saham-saham berbasiskan komoditas dan perbankan,” ujarnya.
Dari sentimen regional, ia menilai langkah bank sentral China (PboC) kemarin yang kembali memangkas
reserve requirement ratio (RRR) 50 bp akan berdampak positif di pasar keuangan. Menurutnya pemangkasan 50 bp RRR akan menyuntikkan dana hingga 605 miliar yuan di sistem keuangan China.
“Pasar juga akan mengantisipasi data manufaktur China yang diperkirakan masih terkontraksi. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi cenderung menguat, akan menguji resisten 4.800 dengan
support saat ini di 4.720,” jelasnya.
Dalam perdagangan kemarin, ia menilai aksi beli kembali berlanjut pada perdagangan akhir Februari kemarin di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham Asia. IHSG berhasil melanjutkan penguatannya tutup di 4.770,956 naik 37,807 poin (0,8 persen).
“Aksi beli terutama melanda saham sektor perbankan, barang konsumsi, dan perkebunan,” katanya.
Sementara pasar saham Asia kemarin cenderung koreksi terimbas koreksi pasar saham China hingga 3 persen. "The MSCI Asia Pacific Index kemarin melemah 0,4 persen di 119,19 setelah pasar kecewa atas hasil pertemuan G 20 di Shanghai yang tidak menghasilkan langkah-langkah konkrit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global," katanya.
Berikut saham-saham pilhan First Asia Capital:
BBRI 10900-11400 Buy, SL 10750
BMRI 9475-9700 Buy, SL 9300
BDMN 3900-4200 Buy, SL 3700
UNTR 15000-16100 Buy, SL 14700
ICBP 15600-16500 Buy, SL 14500
KLBF 1290-1350 Buy, SL 1280
INDF 6850-7325 Buy, SL 6500
LSIP 1415-1490 Buy, SL 1380
INTP 19900-20400 TB, SL 19500
MPPA 1775-1875 Buy, SL 1730
(gir/gen)