Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menetapkan wilayah Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru yang diperuntukkan bagi kawasan pariwisata.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan Tanjung Kelayang dipilih karena memiliki infrastruktur yang lebih siap dibandingkan ketiga calon KEK lainnya yaitu Lhokseumawe di Aceh, Sorong di Papua Barat, dan Merauke di Papua. Kawasan wisata itu tinggal menunggu proses administrasi sebelum disahkan menjadi KEK baru.
"Yang sudah lebih siap itu Tanjung Kelayang, dari sisi infrastruktur, listrik, dan rencana pembangunan. Ini sudah bulat, tinggal proses administrasi, kalau (KEK) yang lain masih ada catatan," jelas Franky di Jakarta, Selasa (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengatakan ketiga calon KEK lainnya belum siap karena berbagai hal. Ia mencontohkan Sorong yang belum ada pengaturan terkait dua pelabuhan yang rencananya akan dibangun di sana. Sementara Merauke, status kepemilikan tanahnya masih belum diselesaikan oleh Pemerintah Daerah setempat.
"Daerah lain belum siap karena masih ada beberapa hal yang mesti kita konfirmasi. Ada beberapa informasi yang harus diperdalam," katanya.
Lebih lanjut, Franky mengatakan penambahan KEK ini dilakukan karena melihat perkembangan yang terdapat di Tanjung Kelayang. Nantinya, proses pemilihan KEK juga akan berdasarkan kesiapan infrastruktur dan lahan yang juga didukung oleh pemerintah lokal.
"Kami tidak bisa membatasi perkembangan di daerah lain. Sebetulnya kami juga lakukan review terhadap delapan KEK yang ada dan masih banyak yang belum siap dari segi lahan, infrastruktur, dan lain-lain. Orientasi ke depan, KEK itu harus yang lahannya siap atau infrastrukturnya memang sudah ada," jelas Franky.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution meyakini pengelola kawasan tersebut mampu membuat Tanjung Kelayang memiliki daya tawar pariwisata yang menarik. Ia juga berharap wisatawan banyak yang singgah ke daerah tersebut.
"Destinasi wisata harus mampu menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama. Karena itu penting untuk tidak hanya menjual keindahan alam, tapi Badan Pengelola juga harus mampu membuat produk-produk pariwisata yang menarik minat pengunjung," jelas Darmin di lokasi yang sama.
KEK Tanjung Kelayang ini sebelumnya diusulkan oleh Belitung Maritime, yang merupakan konsorsium lima perusahaan yaitu PT Belitung Pantai Intan (Belpi), PT Bumi Belitung Indah, PT Nusa Kukila, PT Tanjung Kasuarina, dan PT Setra Gita Nusantara. Kawasan ini menempati lahan seluas 324,4 hektar dan bisa menarik investasi sebesar Rp 2,5 Triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja sebanyak 23,893 orang hingga 2022.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah merencanakan untuk mengembangkan 25 KEK hingga 2019. Hingga 2014, pemerintah telah mengembangkan delapan KEK yaitu Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), Tanjung Lesung, Tanjung Api-Api, Sei Mangkei, Palu, Morotai, Mandalika, dan Bitung.
(ags)