Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola hasil hutan, Perum Perhutani akan mengurangi ekspor produk turunan getah pinus berjenis gondorukem (gum rosin).
Hal ini merupakan strategi perseroan yang ingin menyasar sektor hilir produk hutan dengan mengoptimalkan pabrik pengolahan getah pinusnya di Pemalang, Jawa Tengah, yang akan mulai beroperasi akhir bulan ini.
Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menjelaskan pabrik pengolahan getah pinus ini akan menghasilkan produk substitusi impor sehingga industri pengguna dalam negeri tidak perlu lagi mengimpor produk turunan gum rosin dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini kami selalu mengekspor gum rosin ke luar negeri dan nanti mereka mengolah gum rosinnya. Setelah itu, industri hilir dalam negeri mengimpor kembali hasil olahan luar negeri, ini kan sangat merepotkan. Maka dari itu, nanti kami akan kurangi porsi ekspor gum rosin dan akan fokus pasok untuk pabrik baru ini," ujar Mustoha di Nusa Dua, Bali, Kamis (3/3).
Kendati demikian, ia beklum bisa menyebut target pengurangan ekspor gum rosin dalam jangka pendek.
Pada tahun lalu, Perhutani mencatat volume produksi gum rosin sebanyak 63 ribu ton. Sebanyak 63 persen dari total produksi tersebut atau sekitar 55 ribu ton di ekspor ke mancanegara, antara lain dengan tujuan utama India, China, dan Pakistan.
Volume ekspor Perhutani pada 2015 tercatat naik 5,7 persen dibandingkan dengan ekspor tahun sebelumnya 51,95 ribu ton. Ekspor tersebut disalurkan ke 208 perusahaan di 38 negara, terutama India, China, dan Pakistan.
"Karena kan hasil dari pabrik ini butuh bahan baku, jadi ke depan ada rencana untuk kurangi ekspor gum rosin," tuturnya.
Rencananya, lanjut Musthofa, pabrik ini akan mulai beroperasi penuh akhir Maret dan bisa menampung maksimal 25 ribu ton getah pinus. Pabrik senilai Rp 208,7 miliar nantinya memproduksi berbagai produk turunan getah pinus hingga turunan ke-tiga dan akan disalurkan sebagai bahan baku industri domestik.
Di samping itu, ia berharap proporsi produk hilir terhadap komposisi pendapatan perusahaan pada tahun ini juga bisa bertambah. Mustfofa menargetkan 51 persen dari pendapatan tahun ini bisa dihasilkan dari produk-produk hilir pertanian.
"Memang ke depan kami ingin kurangi kontribusi penjualan kayu terhadap total pendapatan perusahaan. Makanya bisa saja nantinya pabrik kami di Pemalang ini bisa ditambah kapasitas produksinya dan produksi turunan lain, karena kan teknologi kami terbatas," ujar Mustoha.
Sebagai informasi, gum rosin merupakan sisa distilasi getah pinus yang digunakan sebagai bahan baku industri manufaktur seperti sabun, perekat, dan lainnya. Perhutani saat ini merupakan produsen tunggal gum rosin di Indonesia yang mengandalan hasil panen hutan-hutan pinus di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan luas 167.805 hektar.
(ags/gen)