Jakarta, CNN Indonesia -- China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,5 persen sampai 7 persen untuk tahun setelah pemerintah Negeri Tirai Bambu ini berjuang untuk mengelola perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Seperti dikutip dari
CNNMoney, batas bawah target pertumbuhan baru pada tahun ini berada di bawah capaian China pada tahun lalu. Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 6,9 persen pada tahun 2015, laju paling lambat dalam 25 tahun terakhir dan lebih lambat dari target pemerintah 7 persen.
Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1995, Beijing mengumumkan target pertumbuhan ekonomi dalam kisaran angka. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah bergerak menjauh dari pendekatan sebelumnya yang langsung mematok angka tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ahli telah mempertanyakan maksud dari target pertumbuhan dalam kisaran tersebut. Target kisaran itu dinilai mendorong para pejabat lokal dan provinsi untuk mendistorsi jumlah pertumbuhan demi menyenangkan pemerintah Beijing.
Setelah puluhan tahun ekspansi besar-besaran, perekonomian China kini melambat. Pemerintah berusaha menggeser mesin pertumbuhan jauh dari ketergantungan pada manufaktur dan investasi berbasis utang menjadi ke sektor jasa dan belanja konsumen.
Ketidakpastian atas prospek ekonomi China yang menjadi pendorong utama pertumbuhan global, mengguncang pasar internasional pada awal tahun ini. China tidak membeli komoditas sebanyak sebelumnya, dan dunia ini dibanjiri dengan stok minyak. Sementara mata uang China, yuan, juga telah jatuh terhadap dolar.
Pemerintah China kini bergulat dengan kelebihan kapasitas di sektor industri tradisional, sementara aktivitas manufaktur terus melemah. Otoritas setempat menyatakan pada pekan ini bahwa mereka berencana untuk memangkas 1,8 juta pekerja di industri batubara dan baja.
Para ekonom tetap khawatir tentang kesehatan ekonomi, lambatnya reformasi dan risiko sistemik di pasar perumahan dan sektor perbankan.
Para ahli mengatakan pemerintah akan melanjutkan stimulus sedikit demi sedikit untuk mendukung perekonomian dan menjaga risiko tersebut menjauh. Awal pekan ini, pemerintah menyatakan perbankan bisa meminjamkan lebih banyak dana. Bank sentral China juga telah memotong suku bunga beberapa kali selama setahun terakhir.
Ekspansi dalam kisaran ini, dari 6,5 persen sampai 7 persen adalah jauh dari tahun-tahun kejayaan ketika ekonomi China yang sempat tumbuh pada rata-rata 10 persen per tahun.
Namun target pertumbuhan tersebut sebagian besar masih sejalan dengan apa yang para pejabat pemerintah telah katakan dalam beberapa bulan menjelang pengumuman.
November lalu, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan bahwa China perlu untuk mencapai rata-rata pertumbuhan tahunan minimal 6,5 persen selama lima tahun ke depan. Hal itu diperlukan untuk memenuhi tujuan pemerintah menciptakan sebuah "masyarakat cukup sejahtera" di tahun 2020.
(gir)