BKPM: Perusahaan Petrokimia Taiwan akan Investasi US$2,5 M

Antara | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2016 12:45 WIB
Investor Taiwan akan membangun pabrik amonia berkapasitas produksi 600 kilo metrik per tahun dan pabrik megamethanol berkapasitas 1.800 kilo metrik per tahun.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan rencana investasi perusahaan petrokimia asal Taiwan di Indonesia, dengan estimasi modal tertanam mencapai US$2,5 miliar atau setara Rp34,75 triliun (asumsi kurs Rp13.900).

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan investor Taiwan tersebut saat ini masih mencari lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan ketersediaan gas bumi sebagai bahan baku.

"Nilai investasi yang disampaikan cukup besar. Oleh karena itu, kami akan terus mengawal sampai tuntas realisasinya, termasuk masalah lokasi proyek dengan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan," ujarnya melalui siaran pers BKPM, Kamis (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky menjelaskan, rencananya perusahaan Taiwan itu akan membangun dua pabrik dalam dua tahap. Tahap pertama digunakan untuk memproduksi amonia sebesar 600 kilo metrik ton per tahun (KMTA) dan tahap kedua untuk memproduksi megamethanol 1.800 KMTA.

"Petrokimia ini termasuk salah satu industri yang strategis. Dari bahan amonia dan megamethanol saja dapat menghasilkan banyak produk turunan, seperti consumer textile, industrial textile, plastik rekayasa, resin, karet dan serat akrilik," katanya.

Lebih lanjut, Franky menyampaikan industri petrokimia tergolong industri strategis yang dapat meningkatkan pasokan kimia dasar yang dibutuhkan industri di Indonesia.

"Industri ini tergolong industri subsitusi impor yang memiliki nilai strategis dan menjadi prioritas BKPM sejak tahun lalu," tuturnya.

Franky berharap investasi dari Taiwan tersebut terealisasi sehingga dapat mendukung pencapaian target penanaman modal asing yang dipatok sebesar Rp386 triliun atau 65 persen dari total realisasi investasi yang ditargetkan  Rp594,8 triliun pada tahun ini.

Kepala Bidang investasi Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei Mohamad Faizal menyatakan kesiapannya untuk mengawal secara intensif dan memfasilitasi realisasi investasi dari investor Taiwan.

Menurut dia, industri petrokimia diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia dan turut merangsang tumbuhnya industri turunan.

Guna menindaklanjuti hal tersebut, saat ini BKPM dan KDEI tengah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memfasilitasi keperluan investor.

"Sesuai arahan Kepala BKPM, Kami sudah mengagendakan pertemuan antara perusahaan dengan SKK Migas untuk membicarakan langkah-langkah terkait realisasi pembangunan proyek. Kami akan membantu untuk mengatasi kendala terkait bahan baku yang dibutuhkan," katanya. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER