Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berencana memberi suntikan modal ke anak usahanya, PT Bank BNI Syariah hingga sebesar Rp500 miliar guna mendorong pembiayaan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan manajemen akan melakukan hal itu karena potensi yang besar di sektor UKM. Selain itu ia menilai BNI Syariah saat ini tak memiliki kemampuan membiayai kredit besar.
"Untuk menambah kemampuan, kami akan tambah modal Rp500 miliar ke BNI Syariah," katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Wisma BNI 46, Jakarta, Kamis (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia menjelaskan, sebelum memberikan tambahan modal, manajemen akan mencari mitra strategis terlebih dahulu. Harapannya, dengan adanya mitra strategis, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk BNI Syariah.
"Sebenarnya kami lebih prefer dengan mitra strategis. Kami harap tahun ini sudah ada yang berminat serius. Namun apabila belum ada mitra, kami tetap tambah modal Rp500 miliar," jelasnya.
Baiquni menambahkan, adanya mitra strategis juga diharapkan membantu BNI Syariah memasarkan produk mereka. Ia menilai hal ini penting dilakukan karena saat ini Indonesia telah berada dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Kami ingin mitra itu benar-benar membantu BNI Syariah dalam pengembangan produk dan pengetahuan tentang syariah. Namun kami akan tetap mempertahankan sebagai pemegang saham mayoritas," imbuhnya.
Lebih lanjut, perseroan sebagai induk usaha akan mendorong BNI Syariah untuk aktif merekrut tenaga ahli di bidang syariah. Hal itu dilakukan demi menghadapi ketatnya persaingan industri perbankan.
"Kami juga minta layanan perbankan syariah dioptimalkan dengan merekrut tenaga pemasar lebih berkualitas," sebutnya.
Dari sisi kinerja, BNI Syariah mencatatkan kinerja yang cukup bagus di tahun 2015. Laba bersih perusahaan mengalami kenaikan 39,98 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp228,52 miliar.
Adapun pertumbuhan laba bersih itu didorong oleh pembiayaan yang mengalami kenaikan sebesar 18,11 persen menjadi Rp17,76 triliun.
Sebagian besar pembiyaaan yang disalurkan oleh perusahaan berasal dari sektor konsumtif sebesar 52,71 persen, disusul oleh pembiayaan produktif UKM 22,27 persen, pembiayaan komersial 17,22 persen, pembiayaan mikro 5,63 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,15 persen
Sementara aset BNI Syariah per akhir 2015 mengalami kenaikan 18,09 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp23,01 triliun.