Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mengatakan pembayaran subsidi biodiesel bagi mandatori B-20 menggunakan dana pungutan ekspor kelapa sawit (
Crude Palm Oil/CPO Fund) akan meningkat di bulan April seiring harga CPO yang terus menguat sejak awal tahun.
Direktur Penyaluran BPDP Sawit, Dadan Kusdiana mengatakan nanti pada bulan April subsidi biodiesel yang diberikan BPDP Sawit bisa mencapai Rp 4 ribu per liter atau rata-rata meningkat Rp1.000 per liter dibandingkan besaran subsidi per liter di bulan Maret. Namun, ia tak khawatir jika nantinya penyaluran ini semakin membengkak.
"Apabila menggunakan harga sekarang, subsidi April akan naik karena harga sawitnya ikut naik. Bagi kami ini tidak apa-apa, ini bukanlah masalah. Bagi kami kan ini demi menstabilkan harga sawit," jelas Dadan di sela-sela International Conference on Palm Oil and Environment (ICOPE) di Nusa Dua, Bali, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, tambahnya, harga CPO sudah mencapai US$650 per metrik ton atau meningkat 9,24 persen dari rata-rata harga bulan Februari sebesar US$595 per metrik ton. Ia mengatakan, harga rata-rata CPO tersebut menjadi acuan untuk perhitungan subsidi pada bulan berikutnya. Sehingga apabila harga naik di bulan Maret, maka dampaknya terhadap subsidi baru. terlihat di bulan April.
Berdasarkan metode tersebut, Dadan mengatakan bahwa BPDP Sawit telah menyediakan subsidi bulan Maret sebesar Rp2.972 per liter yang memperhitungkan Hrga CPO di bulan Februari, biaya logistik, biaya konversi sebesar US$125 per metrik ton, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen.
Ia melanjutkan, nantinya pembayaran terhadap subsidi biodiesel bulan April itu tidak akan langsung dibayar oleh BPDP Sawit. Pembayaran subsidi ini akan dibayar setelah beberapa lapis proses verifikasi yang biasanya memakan waktu satu bulan tuntas.
"Tidak bisa langsung kami bayar subsidinya di bulan badan usaha akan nagih ke pertamina, terus dari BPDP akan menagih ke ESDM melakukan verifikasi atas volume yang diserap. Malah sekarang kami masih lakukan proses pembayaran bagi penyerapan di bulan Januari," tutur Dadan.
Kendati demikian, jumlah subsidi tersebut bisa berubah jika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyesuaikan tarif solar subsidi (Public Service Obligation/PSO) pada akhir bulan Maret mendatang seiring harga minyak mentah dunia yang juga mulai membaik.
"Dengan kondisi harga saat ini, hingga akhir tahun kami akan membutuhkan Rp12 triliun untuk program subsidi biodiesel. Jika dihitung sejak Januari hingga Maret awal, mungkin subsidi yang akan dan telah dibayarkan berada di angka Rp1,6 triliun. Tapi itu tergantung nanti penyesuaian harga solar akan seperti apa, karena biodiesel ini kan dicampur dengan solar," tuturnya.
Sebagai informasi, BPDP Sawit telah merealisasikan penyerapan mandatori B20 PSO dan Non-PSO sebesar 531,03 ribu kilo liter per 11 Maret 2016, atau sebesar 7,65 persen dari target volume subsidi bagi mandatori B20 sebesar 6,93 juta kilo liter. Hingga kuartal I 2016, BPDP Sawit berharap volume penyerapan biodiesel bisa sebesar 650 ribu kilo liter atau 9,38 persen dari target tahun ini.