Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia mencapai level tertinggi pada 2016, dan minyak mentah AS melonjak 5 persen untuk menembus angka US$40 per barel pada perdagangan Kamis (17/3).
Seperti dikutip dari
Reuters, hal itu terjad karena optimisme bahwa para produsen utama akan membekukan produksi bulan depan di tengah meningkatnya ekspor minyak mentah dan permintaan bensin di Negeri Paman Sam.
Pelemahan indeks dolar AS setelah keputusan Federal Reserve pada Rabu yang menunjukkan dua kenaikan suku bunga tahun ini, juga menarik pembeli minyak yang menggunakan mata uang seperti euro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tokoh OPEC Arab Saudi dan produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia akan bertemu pada 17 April di Doha, ibukota Qatar untuk pertama kesepakatan pasokan global dalam 15 tahun.
"Kemungkinan upaya pengendalian pasokan dikoordinasikan dari pertemuan ini, dengan asumsi itu bahkan terjadi, telah menempatkan situasi pasar lesu di area defensif," kata Pete Donovan, broker Liquidity Energy di New York.
Harga minyak telah melonjak lebih dari 50 persen dari posisi terendah dalam 12 tahun sejak OPEC melayangkan ide pembekuan produksi, meningkatkan harga minyak Brent dari sekitar US$27 per barel dan minyak mentah AS dari US$26.
Pada perdagangan Kamis, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 ditutup naik US$1,74, atau 4,5 persen, pada US$40,20 per barel, setelah mencapai level tertinggi 2016 di angka US$40,26.
Sementara harga minyak mentah Brent LCOc1 untuk bulan depan menanjak sampai US$1,21 ke level US$41,54 per barel, setelah sebelumnya mencapai puncak tahun ini di angka US$41,60 per barel.
"Untuk saat ini, pasar tetap didukung. Level ini akan sulit untuk kembali ke posisi terendah tahun ini," kata Olivier Jakob, analis minyak di Petromatrix.
(gir/gir)