Meski Lamban, DPR Dukung Keputusan Jokowi Soal Blok Masela

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 24 Mar 2016 14:50 WIB
DPR mengingatkan, menteri hanya pembantu pilihan presiden. Jika ada konflik di antara mereka, maka yang salah adalah presiden karena tidak segera menertibkan.
Ketua DPR Ade Komarudin (kiri) dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan) berbincang disela-sela rapat paripurna di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1). (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendukung keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal skema pengembangan fasilitas pengolahan LNG dari Blok Masela, Maluku.

Namun, legislator menyayangkan sikap Jokowi yang lamban dalam memutuskan masa depan proyek tersebut  sehingga sempat memicu kegaduhan yang dibuat oleh dua menteri Kabinet Kerja.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai Presiden Jokowi terlalu lama mengambil keputusan itu sehingga sempat terjadi polemik dan membuat bingung investor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, secara prinsip politisi Gerindra itu melihat pengembangan proyek gasifikasi di darat dan di laut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

"Di darat bisa melibatkan masyarakat sekitar dan kontraktor lokal. Tetapi bisa menghadapi masalah pembebasan tanah dan lain-lain. Di laut, investasinya lebih mahal, tapi tidak terkait pembebasan tanah," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/3).

Kendati demikian, Fadli Zon mendukung keputusan Jokowi untuk mengembangkan Blok Masela di darat. "Saya sependapat dengan presiden, tapi terlalu lama sehingga menimbulkan kegaduhan," ucapnya.

Dukungan juga datang dari kolega Fadli Zon di PArlemen, yakni
Ketua DPR Ade Komarudin. Ade menilai keputusan Jokowi soal masa depan proyek gasifikasi Blok Masela sudah tepat karena pengembangan fasilitas pengolahan LNG di darat akan berdampak langsung ke masyarakat.

"Saya apresiasi tinggi karena pertimbangan Blok Masela harus bermanfaat bagi rakyat dibanding di laut. Sekurang-kurangnya dampak langsung seperti pekerjaan dan sosial ekonomi," tuturnya.


Pengembangan Blok Masela sebelumnya menjadi polemik, terutama di antara Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

Sudirman pernah menjanjikan bahwa pengembangan Blok Masela bakal dilanjutkan dengan membangun fasilitas pengolahan LNG terapung di atas laut (FLNG) sesuai dengan rekomendasi dan hasil kajian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Sementara itu, Rizal Ramli sempat mendahului Presiden Jokowi dengan secara sepihak memutuskan pengembangan Blok Masela di darat.

Bahkan, pertikaian keduanya sempat meramaikan media sosial. Melalui akun Twitter-nya, Rizal Ramli menyindir Sudirman Said dengan mengatakan, ada upaya dari oknum tertentu untuk mengganti investor blok Masela. Rizal juga melengkapi cuitannya dengan gambar Meme Menteri ESDM sedang menutupi mulut dengan kedua tangannya.


Ade Komarudin berharap seluruh pembantu Jokowi dapat menerima dan menjalankan keputusan itu. DPR, melalui Komisi Energi, selaku mitra kerja pemerintah akan mengawasi proses pengembangan itu.

"Sudirman menteri kompeten dan kredibel dalam sektor riil. Semoga dijalankan dengan baik," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengingatkan para menteri yang bertikai untuk tidak saling menyalahkan. Sebab, mereka hanya pembantu yang dipilih oleh presiden.

"Kalau menteri salah yang salah ya presiden. Kalau presiden mau menertibkan menteri, lima menit selesai," ujar dia. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER