Menteri ESDM Beri Sinyal Perpanjang Kontrak Inpex di Masela

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 24 Mar 2016 17:09 WIB
Sudirman Said mengatakan investasi fasilitas pengolahan LNG di Blok Masela tidak akan efisien secara biaya jika Inpex tidak dilibatkan lagi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat memberikan konperensi pers di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka ruang perpanjangan kontrak kerjasama dengan Inpex Corporation menyusul kesediaan perusahaan Jepang itu melanjutkan pengembangan proyek regasifikasi Blok Masela di darat.

"Kalau pun diperpanjang, itu sangat memungkinkan karena agar lebih feasible dari segi investasi. Logikanya sih, harusnya ada perpanjangan (kontrak). Tapi bukan berarti ada jaminan kontrak mereka diperpanjang," ujar Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Kamis (24/3).

Sudirman mengatakan investasi fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) di Blok Masela tidak akan efisien secara biaya jika Inpex tidak lagi menjadi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Kendati demikian, ia mengaku belum ada pembicaraan dengan perusahaan tersebut terkait perpanjangan kontrak Blok Masela.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia menambahkan, fasilitas LNG ini sedianya rampung pada 2024 sesuai dengan lini masa yang dikehendaki oelh Kementerian ESDM. Namun, sesuai dengan kesepakatan bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) yang diteken pada 1998, kontrak Inpex yang berumur 20 tahun akan habis pada 2028 atau empat tahun setelah pembangunan tersebut dimulai.

Sesuai dengan penandatanganan PSC Blok Masela pada 1998, Inpex berhak mendapatkan bagi hasil sebesar 40 persen, sedangkan pemerintah mendapatkan bagian 60 persen. Selain itu, kini Inpex memiliki 65 persen hak partisipasi Blok Masela, sedangkan 35 persen dikuasai oleh Shell Upstream Overseas Services Ltd.

Molor

Menurut Sudirman Said, ada kemungkinan keputusan investasi final (Final Investment Decision/FID) terkait kelanjutan investasi fasilitas pengolahan LNG di Blok Masela molor dari jadwal seharusnya yakni 2018. Pasalnya, kedua kontraktor saat ini diwajibkan merevisi PoD menyusul perubahan rencana pengembangan proyek regasifikasi, dari laut ke darat.
Karenanya, Sudirman memperkirakan proyek regasifikasi Blok Masela kemungkinan rampung lebih lama dari yang direncanakan 2024.

"Maka dari itu, kami minta secepatnya investor menghitung agar waktu FID tidak lama-lama. Kami memang tidak memberi tenggat waktu untuk mereka merampungkan revisi PoD, tapi kami harap secepatnya," tambahnya.


Pada kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengaku belum ada pembicaraan terkait kelanjutan kontrak Inpex maupun potensi bagi hasilnya. Namun, ia mengatakan Inpex meminta sejumlah insentif baru di dalam skema PSC yang sedianya akan dibicarakan beberapa saat lagi.

"Pembicaraan pola bagi hasil yang baru belum ada. Tapi tadi malam, Inpex sudah menyatakan kemungkinan besar akan meminta sejumlah insentif dari pemerintah," tuturnya.

Selain itu, Amien mengatakan ada kemungkinan PT Pertamina (Persero) mendapatkan hak partisipasi (Participating Interest/PI) blok Masela untuk menjadi aliansi strategis Inpex dalam menyalurkan hasil produksi gas ke pasar domestik. Namun, sejauh ini pertemuan antara SKK Migas dan Pertamina baru sebatas rapat pendahuluan.

"Beberapa hari sebelumnya, kami sudah meng-arrange Inpex dengan Pertamina untuk pertemuan awal kalau Pertamina mungkin masuk ke Blok Masela," tambahnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER