Menteri Rini Pastikan BUMN Siap Ambil Alih Blok Masela

Antara | CNN Indonesia
Minggu, 27 Mar 2016 19:00 WIB
Namun, Menko Maritim Rizal Ramli dan Menteri SEDM Sudirman Said meyakini inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services tak akan lari dari Blok Masela.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyampaikan paparan kinerja BUMN 2015 di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (19/1). (Antara Foto/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendorong perusahaan pelat merah untuk mengambil alih pengelolaan Blok Masela jika Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services Ltd tidak lagi berminat investasi di ladang migas tersebut.

"Insya Allah (BUMN siap), kami berharap begitu tetapi masih belum tahu," kata Menteri Rini di sela-sela acara Gerakan Penanaman 10 ribu Pohon di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Sabtu (26/3).

Namun, Rini belum bisa memastikan BUMN mana yang akan mengambil alih mengingat masih ada investor swasta yang masih memegang kontrak pengelolaan ladang migas yang terletak di Provinsi Maluku tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR Iskan Qolba Lubis menginginkan pengelolaan blok Masela sebaiknya diserahkan kepada badan usaha milik negara (BUMN) guna kepentingan masyarakat seluas-luasnya.

"Kepentingan rakyat akan lebih terjamin jika pengelolaan diberikan kepada BUMN, bukan kepada asing. Jadi, bukan pada soal lokasi di darat atau laut," kata Iskan Lubis.

Menurut dia, sesuai amanat perundang-undangan, BUMN memiliki kewenangan untuk sepenuhnya mengelola energi di dalam negeri.

Inpex dan Shell Lanjut

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini Inpex tidak akan lari dari proyek di Laut Arafura, Maluku, tersebut. Pasalnya, menurut Rizal, kontraktor asal Jepang itu telah menghabiskan dana hingga US$2 miliar untuk melakukan eksplorasi di ladang gas terbesar Indonesia itu.

"Memang ada yang menakut-nakuti kalau Inpex bakal kabur. Ya enggaklah (tidak kabur), mereka kan sudah habiskan US$2 miliar untuk riset, sudah dapat tambang emas untuk 70 tahun," katanya di Jakarta, Kamis (24/3).


Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan ladang gas abadi di Blok Masela menarik banyak minat investor lainnya. "Kalau mau kabur ya tidak apa-apa, yang antre banyak," katanya.

Pada kesempatan berbeda, optimisme serupa juga dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Dia memastikan Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services Ltd tidak akan hengkang dari Blok Masela meski pemerintah memilih pengembangan fasilitas pengolahan LNG di darat.

Dia mengaku sudah mengirimkan surat kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) untuk mengembalikan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) yang sudah ada kepada kedua investor. Setelah itu, Sudirman juga meminta Inpex dan Shell untuk melakukan revisi PoD sesuai dengan skema pengembangan fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) di darat.

"Investor kami minta untuk merevisi (rencana PoD) dan kini biarkan investor men-digest semua usulan baru ini. Biarkan mereka menghitung dan merevisi PoD sesuai dengan timeframe yang ada," jelas Sudirman di Jakarta, Kamis (24/3).

(ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER