Setelah Melemah Berturut, IHSG Berpeluang Rebound

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2016 08:36 WIB
Dari domestik, analis menilai sentimen pasar akan digerakkan rencana pemerintah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XI.
Refleksi karyawan melintas di layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai memiliki peluang untuk berbalik menguat (rebound) pada perdagangan Selasa (29/3) setelah mengalami pelemahan dalam lima hari perdagangan sebelumnya.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan Wall Street tadi malam ditutup bervarasi. Indeks DJIA dan S&P berhasil menguat tipis masing-masing 0,1 persen dan 0,05 persen di level 17.535,39 dan 2.037,05. Sementara indeks Nasdaq terkoreksi 0,14 persen di 4.766,79.

“Saham sektor energi kembali tertekan setelah harga minyak mentah tadi malam di AS koreksi 0,2 persen di US$39,39 per barel. Pasar saat ini tengah menanti komnetar Janet Yellen Selasa ini untuk mendapatkan sinyal rencana kenaikan tingkat bunga,” ujarnya dalam riset.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, data ekonomi AS yang keluar seperti kenaikan tingkat harga pada Februari cenderung melambat, karena hanya naik 0,1 persen setelah Januari naik 0,3 persen. Data ini menurunkan ekspektasi kenaikan inflasi memicu pelemahan dolar AS setelah menguat dalam sepekan terakhir.

“Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya rebound setelah lima hari perdagangan terkoreksi. Dari domestik, sentimen pasar akan digerakkan rencana pemerintah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XI,” ungkapnya.

Sementara dari eksternal, lanjutnya, data manufaktur sejumlah negara utama dunia seperti AS dan China akhir pekan ini akan menjadi penantian pasar.

“IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak di support 4.750 dan resisten di 4810,” jelasnya.

David menjelaskan, perdagangan saham kemarin kembali didominasi aksi jual dalam volume dan nilai transaksi yang minim. IHSG untuk lima hari perdagangan berturut-turut terkoreksi ditutup di 4.773,626 atau koreksi 53,461 poin (1,11 persen).

“Minimnya insentif positif dan mencuatnya kekhawatiran semakin dekatnya kenaikan tingkat bunga AS yang memicu penguatan dolar AS menjadi faktor penekan pasar saham,” katanya.

Menurut David, melemahnya kembali rupiah terhadap dolar AS sepekan terakhir telah berdampak negatif terhadap pergerakan harga saham sektoral yang sensitif interest rate seperti perbankan, properti, dan konsumsi.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pada perdagangan Selasa IHSG memiliki level support 4.707-4.733 dan resisten 4.819-4.845. Menurutnya laju IHSG sempat berada di bawah area target support 4.791-4.816 dan masih di bawah area target resisten di 4.865-4.883.

“Harapan kami akan tertutupinya utang gap di level 4.813-4.835 telah terpenuhi. Namun, jika kami kembali berharap akan adanya rebound pasca pelemahan tersebut tampaknya masih kecil peluangnya mengingat kondisi laju bursa saham regional dan global yang cenderung berada di zona merah,” katanya.

Reza menyarankan pelaku pasar tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan. Menurutnya utang gap di level 4.686-4.891 masih menanti, tetapi ia berharap tidak tersentuh IHSG. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER