Bursa Saham Asia Dibuka Variatif

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 29 Mar 2016 10:25 WIB
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,05 persen setelah bergerak bimbang dalam sebagian besar sesi awal perdagangan.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,05 persen setelah bergerak bimbang dalam sebagian besar sesi awal perdagangan. (REUTERS/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia berjuang untuk menemukan pijakan pada pembukaan perdagangan Selasa (29/3) setelah data ekonomi AS yang suram berkontribusi membuat sesi membosankan di Wall Street dan menekan dolar AS.

Seperti dikutip dari Reuters, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,05 persen setelah bergerak bimbang dalam sebagian besar sesi awal perdagangan.

Saham Australia merosot 0,3 persen, di hari pertama perdagangan setelah akhir pekan Paskah panjang yang juga membuat banyak pasar di Eropa tutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indeks Nikkei N225 Jepang tergelincir 0,8 persen pada awal perdagangan, tidak ditopang oleh data ekonomi yang dirilis bervariasi sebelum pasar dibuka.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,12 persen ke le level 4.767 pada pembukaan perdagangan hari ini, dari level 4.773 pada penutupan perdagangan kemarin.

Data pengeluaran rumah tangga Jepang naik 1,2 persen pada Februari dari tahun sebelumnya dalam penyesuaian harga secara riil, berbeda dengan perkiraan median yang menyatakan penurunan 1,5 persen.

Namun, tingkat pengangguran di negara itu naik tipis menjadi 3,3 persen, dan penjualan ritel naik hanya 0,5 persen pada Februari dari tahun sebelumnya. Angka itu lebih rendah dari perkiraan median untuk peningkatan 1,7 persen.

Data AS yang dirilis pada hari Senin juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dengan belanja konsumen hampir tidak naik bulan lalu dan inflasi menurun. Membuat Federal Reserve bisa tetap berhati-hati tentang penaikan suku bunga tahun ini, bahkan jika pasar tenaga kerja membaik.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan data ekonomi AS yang keluar seperti kenaikan tingkat harga pada Februari cenderung melambat, karena hanya naik 0,1 persen setelah Januari naik 0,3 persen. Data ini menurunkan ekspektasi kenaikan inflasi memicu pelemahan dolar AS setelah menguat dalam sepekan terakhir.

“Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya rebound setelah lima hari perdagangan terkoreksi. Dari domestik, sentimen pasar akan digerakkan rencana pemerintah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XI,” ungkapnya dalam riset.

Sementara dari eksternal, lanjutnya, data manufaktur sejumlah negara utama dunia seperti AS dan China akhir pekan ini akan menjadi penantian pasar.

“IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak di support 4.750 dan resisten di 4810,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER