Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia merosot pada pembukaan perdagangan Rabu di tengah kekhawatiran terhadap sektor perbankan, terutama bank-bank di Eropa, sementara safe haven yen berdiri tegak di atas penguatan semalam.
Seperti dikutip dari
Reuters, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,2 persen. Penurunan ini terbatas setelah saham Wall Street beranjak menahan sebagian pelemahan semalam dan memberi bantuan kepada aset berisiko yang sebelumnya babak belur.
Saham Australia jatuh 1 persen. Indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen setelah tenggelam 5,4 persen pada Selasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pasar ekuitas tetap goyah setelah dipukul keras pada awal minggu ini karena kekhawatiran tentang kesehatan sektor perbankan di zona euro. Hal itu berkaitan dengan kebijakan moneter yang memberatkan keuntungan bank berimbas terhadap kemampuan perbankan untuk membayar utang.
Kesulitan untuk ekuitas berarti keuntungan bagi obligasi pemerintah. Tercatat, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dengan tempo 10 tahun beubah ke level negatif untuk pertama kalinya pada Selasa dan hasil patokan Treasury AS menurun ke level dasar dalam satu tahun.
Mata uang Yen, yang sering dicari pada saat gejolak pasar keuangan, juga telah menerima dorongan yang kuat pekan ini. Dolar AS diperdagangkan pada 114,96 yen setelah tenggelam ke level terendah 15 bulan di angka 114,205 yen semalam. Euro berada datar di US$1,1288 setelah beranjak dari US$1,1338 semalam, di tengah melemahnya dolar yang lebih luas.
Setelah awal yang menggemparkan dalam minggu ini, pasar memandang Ketua Federal Reserve Janet Yellen, yang akan memberikan penjelasan di Kongres AS, untuk memberikan angin segar kepada pasar.
Sementara Yellen diprediksi untuk mempertahankan kenaikan suku bunga pertama Fed dalam satu dekade dan mungkin bersikeras bahwa kenaikan lebih lanjut tetap sesuai rencana. Tanda-tanda dari sikap seperti itu dapat memberikan aset berisiko waktu untuk bernapas.
"Narasi yang dia hadapi adalah bahwa ekonomi dan pasar aset AS sedang tersedot ke dalam pelemahan yang disebabkan oleh minyak, China, pasar negara berkembang, aksi jual manajer dana, komoditas, perang mata uang, dolar AS yang kuat, bank-bank Eropa yang lemah , bank-bank Jepang yang lemah, bank-bank AS yang lemah dan ketidakefektifan kebijakan, "tulis Steven Englander, kepala strategi global FX Citi.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat dibuka melemah 0,42 persen ke level 4.748, dari penutupan kemarin di angka 4.768.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan kondisi pasar saham global yang masih beresiko menyusul memburuknya outlook perekonomian global, sementara di sisi lain adanya optimisme atas prospek perekonomian domestik tahun ini, akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.
“IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang
rebound terbatas. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.750 hingga 4.810,” katanya.
(gir/gir)