Capai Rekor Berturut-turut, IHSG Bakal Berkonsolidasi

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 15 Feb 2015 09:09 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.300-5.355 dan resisten 5.385-5.397 pada perdagangan pekan depan.
Pegawai memperhatikan pergerakan saham melalui laptop, dalam pameran Keuangan Rakyat, Jakarta, Minggu, 21 Desember 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.300-5.355 dan resisten 5.385-5.397 pada perdagangan pekan depan, dengan kecenderungan berkonsolidasi secara variatif sesuai dengan sentimen yang ada.

Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju IHSG sebelumnya mampu bertahan di atas area target support (5.250-5.300) sekaligus mampu melampaui area target resisten (5.352-5.364) dan masih mencoba menyentuh target resisten berikutnya.

“Tidak jauh berbeda dengan ulasan kami sebelumnya, di mana seperti biasanya pasca menyentuh level tertinggi terbarunya, laju IHSG cenderung akan terkonsolidasi terlebih dahulu sambil mencermati sentimen-sentimen yang ada,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (15/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Reza menyatakan meski pihaknya mengharapkan masih ada peluang bagi IHSG untuk melanjutkan kenaikannya, namun pasar diharapkan tetap mewaspadai potensi pembalikan arah seiring adanya aksi-aksi ambil untung (profit taking).

“Laju IHSG variatif cenderung mencoba bertahan di zona hijau pada perdagangan di awal pekan kemarin meski juga diiringi oleh aksi jual pelaku pasar. Pergerakan IHSG di awal pekan tersebut tidak meninggalkan utang gap sehingga masih berpotensi bagi IHSG untuk kembali menguat,” jelasnya.

Pada kenyataannya, lanjut Reza, laju IHSG sempat mengalami kenaikan dan kembali menyentuh level tertinggi terbarunya namun, pasca menyentuh level tersebut laju IHSG mulai melemah. Terlihat penguatan yang terjadi mulai berkurang meski masih dapat ditutup di zona hijau.

“Variatifnya laju bursa saham Asia dan pembukaan bursa saham Eropa saat itu yang dibarengi dengan kembali melemahnya laju rupiah menghambat laju penguatan IHSG,” kata Reza.

IHSG pun cenderung mengalami pelemahan seiring negatifnya sentimen yang ada sehingga dimanfaatkan untuk kembali melakukan aksi jual. Akan tetapi, masih adanya aksi beli investor asing yang diikuti dengan positifnya laju rupiah mampu menahan aksi jual yang terjadi meskipun tidak sampai membawa IHSG ke zona hijaunya.

“Di pertengahan minggu, laju IHSG mampu melampaui estimasi kami yang diperkirakan akan dapat mengalami pelemahan. Dengan berbalik arah positifnya laju bursa saham AS yang diiringi positifnya beberapa bursa saham Asia mampu memberikan imbas positif pada laju IHSG,” ungkapnya.

Padahal, lanjutrnya, laju rupiah cenderung menunjukkan adanya pelemahan. Akan tetapi, masih adanya nett buy asing yang diiringi dengan maraknya pemberitaan akan disetujuinya penanaman modal di sejumlah BUMN membawa IHSG ke zona hijaunya.

“Di sisi lain, kenaikan tipis pada laju IHSG tertolong dengan kembali menghijaunya laju bursa saham Asia, meskipun dari laju rupiah cenderung masih menunjukkan adanya pelemahan,” jelas Reza.

Di akhir pekan, kata Reza, tampaknya laju IHSG lebih memilih untuk melanjutkan pergerakannya di zona hijau seiring dengan masih adanya aksi beli pelaku pasar. Laju IHSG pun mampu bergerak sesuai dengan harapan Reza, sekaligus menyentuh level tertinggi terbarunya di 5380,84. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER