Amankan Pendapatan, Antam Fokus Jual Ore di Dalam Negeri

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2016 21:47 WIB
Hal ini dilakukan menyusul semakin banyaknya smelter yang dibangun di dalam negeri.
Logo Antam. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berencana menambah angka penjualan bijih nikel (ore) untuk industri pemurnian dalam negeri, lantaran aktivitas tersebut dianggap dapat memberikan pendapatan lebih cepat seiring banyaknya smelter-smelter yang diperkirakan akan beroperasi di tahun ini.

Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengatakan penjualan bijih nikel untuk industri hilirisasi dalam negeri juga dianggap potensial, terlebih harga rata-rata dua produk utama perseroan yakni emas dan feronikel mengalami pelemahan dalam dua tahun tahun terakhir.

Menurut data perusahaan, harga rata-rata emas menurun 4,87 persen sedangkan feronikel menurun 35,78 persen antara tahun 2014 sampai 2015. Padahal, gabungan kedua komoditas tersebut menyumbang 98 persen dari total penjualan Antam di tahun 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan fokus mendapatkan revenue secara cepat, salah satu caranya adalah dengan fokus penjualan bahan baku seperti bijih nikel bagi kebutuhan domestik," tuturnya di Jakarta, Kamis (31/3).

Kendati demikian, Tedy mengaku tidak memiliki target volume penjualan bijih nikel bagi pasar domestik di tahun ini karena permintaannya susah diprediksi.

Namun, perusahaan berupaya untuk melakukan negosiasi dengan beberapa perusahaan smelter baru di tahun ini agar keinginan tersebut bisa dicapai.

"Kami sebelumnya telah menyalurkan bijih nikel ke PT Indoferro dan ke Morowali juga. Memang kami sudah lakukan pendekatan ke perusahaan-perusahaan smelter lainnya, tapi kan persaingan dengan perusahaan-perusahaan tambang lain juga banyak," tambahnya.

Meski akan berfokus pada penjualan bagi perusahaan lain di pasar domestik, perusahaan menjamin pasokan bijih nikel bagi smelter milik Antam di Pomaala, Sulawesi Tenggara tetap bisa dipasok.

Meskipun pada tahun ini perusahaan akan menambah kapasitas smelter, Direktur Keuangan Antam, Dimas W. Pramudhito menegaskan produksi bijih nikel perusahaan masih memadai.

Sebagai informasi, kini perusahaan tengah merampungkan peningkatan kapasitas smelter feronikel di Pomalaa dari 18 ribu hingga 20 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun menjadi 27 ribu hingga 30 ribu TNi per tahun.

Hingga akhir Januari kemarin, perkembangan perluasan kapasitas yang menelan biaya hingga US$ 600 juta ini telah mencapai 99 persen.

"Dalam produksi bijih nikel ada dua jenis, yaitu dengan kadar tinggi (saprolit) dan kadar rendah (limonit). Untuk kadar tinggi kan bisa kami amankan untuk smelter kami, sedangkan yang kadar rendah bisa kami jual lagi. Jadi memang produksi bijih nikel tetap mencukupi," jelas Dimas di lokasi yang sama.
Seperti diketahui, penjualan bijih nikel perusahaan tahun lalu mengalami penurunan 77,27 persen dari angka 0,22 juta Wet Metric Ton (WMT) di tahun 2014 ke angka 0,05 juta WMT di tahun lalu. Namun, produksi bijih nikel perusahaan meningkat menjadi 1,65 juta WMT dari angka 1,26 juta WMT di tahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, penjualan bijih nikel tahun lalu tercatat sebesar Rp 10,9 miliar atau turun drastis 87,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 89,18 miliar. Angka penjualan bijih nikel di tahun 2015 mengambil porsi 0,1 persen dari total penjualan perusahaan di tahun 2015 sebesar Rp 10,37 triliun.
(dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER