Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menjatuhkan pilihan kepada Alumunium Corporation of China (Chinalco) sebagai rekan kerja asing untuk menggarap pabrik
smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Pengembangan Antam Johan Nababan mengaku ketiga perusahaan telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (
Memorandum of Understanding/MoU) dengan investor asal China tersebut pada Sabtu (12/12) lalu di Hong Kong.
“Untuk
smelter Mempawah, kami sudah teken MoU dengan Alumunium Corporation of China. Penandatanganannya Sabtu kemarin di Hong Kong, disaksikan langsung oleh Ibu Menteri BUMN Rini Soemarno,” ungkap Johan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johan menambahkan, saat ini manajemen bersiap untuk kembali ke Indonesia guna menindaklanjuti proses kerjasama tersebut. Ia mengaku bakal mempersiapkan proses
due diligence dan pola kepemilikan saham pada proyek tersebut nantinya.
“Nantinya kami sama-sama buat perjanjian dan
due diligence. Tapi tetap arahannya mayoritas dipegang Antam dan Inalum sebesar 51 persen, sisanya baru China,” jelas Johan.
Dengan adanya MoU tersebut, berarti tuntas sudah teka-teki siapa pemodal asing yang bakal ikut menggarap
smelter yang diperkirakan bakal menghabiskan dana senilai US$ 1,8 miliar. Sebelumnya, terdapat tujuh perusahaan yang tergiur untuk ikut menggarap proyek tersebut.
Tujuh perusahaan yang mengajukan proposal menjadi mitra Antam-Inalum berasal dari berbagai negara seperti China, Rusia, Dubai dan Uni Emirat Arab.
Untuk diketahui, manajemen Antam menargetkan bisa melakukan
ground breaking proyek smelter Mempawah pada kuartal II 2016. Smelter tersebut diperkirakan mampu memproduksi 1,6 metrik ton alumunium per tahun setelah beroperasi. Namun, manajemen berharap produksi bisa mencapai 2 juta metrik ton per tahun untuk memenuhi tingkat keekonomian.
Sebelumnya, pada Juni lalu Antam telah lebih dulu menggandeng sesama pelat merah, yaitu Inalum dalam menggarap
smelter tersebut.
Rencana kerjasama antara Antam dan Inalum antara lain mencakup pencarian, evaluasi dan seleksi calon mitra untuk pembangunan pabrik SGA, penetapan skema kerjasama, persiapan pendirian perusahaan patungan dan melakukan kajian komprehensif di antaranya dalam hal aspek legal, finansial serta teknis-operasional.
Dari sisi kinerja, Antam mengalami pelemahan kinerja yang drastis pada sembilan bulan pertama tahun ini. Rugi bersih Antam berlipat hingga mencapai Rp 1,04 triliun dari periode yang sama 2014 sebesar Rp 590,37 miliar karena bengkaknya biaya produksi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip Senin (30/11), penjualan Antam pada sembilan bulan pertama 2015 meningkat 55,59 persen menjadi Rp 9,04 triliun, dari Rp 5,81 triliun pada periode yang sama pada 2014.
(gen)