Pertamina: Likuidasi Petral Sudah Tuntas

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 04 Apr 2016 19:07 WIB
Menyusul likuidasi Petral, jajaran direksi Pertamina mengklaim upaya pengadaan minyak lebih transparan dan hemat.
Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) saat memberikan keterangan terkait pembubaran anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Jakarta, Kamis, 13 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan seluruh mekanisme likuidasi terhadap anak usahanya di Singapura, Pertamina Energy Trading Limited (Petral) berikut entintasnya termasuk Pertamina Energy Services (PES) dan Zambesi Limited.

Proses tersebut diklaim lebih cepat dibandingkan dengan target sebelumnya yaitu Juni 2016.

"Pertamina saat ini lebih transparan terhadap apa saja yang kami coba siapan dan rencanakan dan bagaimana pencapaiannya," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi mengungkapkan, penyelesaian likuidasi Petral telah melewati persetujuan sejumlah pihak termasuk Dewan Direksi dan Komisaris Pertamina yang diakomodir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina.

Tak hanya itu, kata dia pihaknya juga sudah melakukan tahapan financial tax and legal due dilligence di sejumlah negara tempat terdaftarnya perusahaan Grup Petral.

"Setelah proses tax clearance dari otoritas pajak Hong Kong, Zambesi dan Petral akan dissolved dan proyeksi kami hal tersebut dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Untuk PES sendiri di bawah kontrol likuidator akan terlebih dahulu menuntaskan masalah utang piutang dan akan menyusul dissolve," ungkap Dwi.

Hemat US$656 juta

Menyusul diselesaikannya likuidasi Petral, Dwi menegaskan kasus korupsi yang sempat mencuat sebelumnya tidak akan menurun ke Integrated Supply Chain (ISC) atau divisi pengadaan minyak Pertamina.

Ini mengingat direksi telah melakukan persiapan guna meminimalisir praktik korupsi dalam pengadaan minyak impor.

"Aspek pertama adalah keterbukaan, sitem yang kita terapkan, kita siapkan agar bisa diakses selama dalam batasan yang tidak melanggar, kita akan terbuka dan ini akan bisa seberapa efisien kita ke supply chain," kata Dwi.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan akan melakukan sejumlah langkah yang akan dilakukan sepanjang 2016.

Langkah-langkah tersebut meliputi: pembelian hydrocarbon, baik minyak mentah, kondensate dan LPG yang bersumber dari Iran, Crude Processing Deal untuk minyak Basrah Light Crude, dan langkah lanjutan reformasi proses pengadaan minyak mentah & produk di Pertamina.

Tak hanya itu, perusahaan minyak pelat merah ini juga akan memaksimalkan pembelian minyak mentah domestik untuk Kilang Pertamina, dan BTP Implementasi HPS keekonomian dalam pengadaan minyak mentah.

“Dari insiatif-insiatif dan juga langkah terobosan yang akan dilakukan ISC sepanjang tahun ini, Pertamina ke depan berpotensi dapat menciptakan nilai tambah dan efisiensi sebesar US$656 juta per tahun. Ini tentu sangat menggembirakan apabila ruang-ruang pembenahan dapat dioptimalkan sehingga mendatangkan benefit bagi Pertamina dan juga Indonesia,” kata Daniel.
(dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER