Pertamina Incar Efisiensi Rp1,3 T dari Pengadaan Minyak

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 11 Mar 2016 18:12 WIB
Upaya efisiensi dari optimasi peran ISC diharapkan dari upaya maksimalisasi pembelian minyak mentah, BBM, dan LPG.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kedua kiri) didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) memasak dengan kompor gas yang tersambung jaringan gas rumah tangga di salah satu rumah warga seusai peresmian proyek jaringan gas rumah tangga di Desa Jaya Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/3). (Antara Foto/Risky Andrianto)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menargetkan efisiensi dari proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) tahun ini mencapai angka US$100 juta atau berkisar Rp1,3 triliun

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan guna merealisasikan target tersebut pihaknya akan terus melanjutkan penataan sistem ISC yang diharapkan dapat mendatangkan efisiensi bagi perusahaan.

“Penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti tahun lalu sukses menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar US$208,1 juta atau jauh melampaui target sebesar US$91,7 juta dari proses pengadaan crude dan produk. Tahun ini kami akan terus melanjutkan penataan sistem tersebut sehingga efisiensi dapat terus terwujud,” ujar  Wianda di kantornya, Jumat (11/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wianda menjelaskan, upaya efisiensi dari optimasi peran ISC diharapkan bisa diperoleh dari beberapa strategic initiatives, meliputi maksimalisasi pembelian minyak mentah domestik, efisiensi dalam kegiatan pengadaan minyak mentah, BBM, dan LPG.

Tak hanya itu, efesien juga akan didapat dari upaya pemrosesan minyak mentah di kilang luar negeri, dan sourcing minyak mentah, kondensat, BBM, dan LPG dari beberapa negara dalam kerangka G to G.

“ISC juga telah mengurangi porsi pembelian secara spot, terutama untuk produk Premium yang seluruhnya melalui kontrak term, Solar dan LPG masing-masing 96 persen kontrak term, Avtur 86 persen. Adapun, untuk minyak mentah volume pengadaan melalui kontrak term meningkat menjadi 70 persen dari sebelumnya 60 persen," imbuh Wianda.

Dalam prognosa Pertamina di 2016, permintaan gasoline diperkirakan mencapai 164,6 juta barel dan gasoil sebesar 171,1 juta barel dalam setahun. Sedangkan untuk permintaan LPG diperkirakan bisa mencapai 7,45 juta MT.

Pun di sepanjang 2015 nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola oleh ISC mencapai US$27,41 miliar, di mana US$14,85 miliar merupakan minyak mentah dan US$12,56 miliar berupa produk.

Tahun lalu, ISC melakukan transformasi pada fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina, pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan, penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT).

"Pada intinya, apapun upaya yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada akan kami lakukan untuk mencapai efisiensi berapa sen dolar pun yang bisa diperoleh,” cetus mantan wartawati ini.

Seperti diketahui, tranformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik.

Untuk itu dalam pengadaan minyak mentah dan produk lainnya Pertamina akan selalu mengundang daftar mitra usaha terselekai (DMUT). Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.

“Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya dan itu merupakan terobosan penting di mana seluruh proses pengadaan maupun penjualan minyak dan produk minyak oleh ISC dilakukan secara terbuka dan transparan,” tandas Wianda. (dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER