Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham AS berakhir melemah pada perdagangan Senin (4/4), berbalik dari reli penguatan baru-baru ini yang sempat membawa ke level tertinggi 2016, karena pelemahan di saham komoditas dan industri yang terkait mengimbangi penaikan dalam saham farmasi.
Seperti dikutip dari
Reuters, sektor material di indeks S&P turun 1 persen setelah harga tembaga menyentuh level terendah dalam satu bulan, sementara saham energi tergelincir karena harga minyak.
"Apa yang kami lihat adalah beberapa kelelahan penguatan yang klasik. Minyak dan komoditas lainnya adalah penyebab pelemahan dan investor sangat fokus pada komoditas karena mereka memimpin di jalan," kata Adam Sarhan, kepala eksekutif Sarhan Capital di New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Thomson Reuters, investor juga yang bersiap untuk musim laba kuartal pertama yang lemah, dengan penghasilan untuk S&P 500 perusahaan diproyeksikan telah jatuh 7,1 persen dari kuartal pertama tahun lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 55,75 poin atau 0,31 persen ke level 17.737, indeks S&P 500 turun 6,65 poin atau 0,32 persen ke angka 2.066,13 dan indeks Nasdaq Composite turun 22,75 poin atau 0,46 persen ke angka 4.891,80 .
Sebagian besar harga saham telah menguat sejak pertengahan Februari, pulih dari kerugian yang mendalam berkat stabilnya harga minyak dan berkurangnya kekhawatiran tentang ekonomi China.
Investor menunggu berita segar pada prospek suku bunga setelah data ekonomi AS pekan lalu dan nada hati-hati Ketua Federal Reserve Janet Yellen dalam menaikkan suku bunga.
Sementara proyeksi Fed menunjukkan adanya dua kenaikan suku bunga tahun ini, pedagang mengharapkan hanya satu penaikan, sesuai dengan program FedWatch CME Group.
Data Thomson Reuters mencatat, volume perdagangan saham di bursa AS relatif tipis. Sekitar 6,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 7,6 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir.