Kementerian ESDM Ngotot Usulkan Pencabutan Subsidi Solar

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 11 Apr 2016 15:09 WIB
Rendahnya harga minyak dunia menjadi alasan instansi yang dipimpin Menteri Sudirman Said tersebut menilai solar tidak lagi perlu disubsidi negara.
Rendahnya harga minyak dunia menjadi alasan instansi yang dipimpin Menteri Sudirman Said tersebut menilai solar tidak lagi perlu disubsidi negara. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih berencana mengajukan usul pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar Rp1.000 per liter dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016. Rendahnya harga minyak dunia menjadi alasan instansi yang dipimpin Menteri Sudirman Said tersebut menilai solar tidak lagi perlu disubsidi negara.

Terlebih menurut Sudirman, rencananya Pemerintah juga akan mengoreksi asumsi minyak mentah di APBNP dari US$50 per barel menjadi US$35 per barel.

"Namun proses tersebut kan harus melalui APBNP, jadi kami tidak bisa bilang Pemerintah akan mencabut. Mungkin kami akan mengusulkan, tapi nanti tergantung Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bagaimana keputusannya," jelas Sudirman di Jakarta, Senin (11/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika penghapusan ini disetujui, maka bukan berarti sisa anggaran subsidi yang ada di APBN langsung dialokasikan untuk pos anggaran lainnya. Sudirman mengatakan, penghapusan ini dilakukan seiring keinginan Pemerintah yang ingin mengurangi subsidi energi secara bertahap.

"Kami secara bertahap kan ingin menyelesaikan masalah subsidi dan kini kami membuka kemungkinan mumpung harga minyak sedang rendah. Jadi bukan berarti nanti subsidinya akan langsung dialihkan untuk apa, sebetulnya tidak persis begitu," jelasnya.

Apalagi menurutnya, wacana pencabutan subsidi ini sudah mendapatkan lampu hijau dari pengamat dan beberapa anggota DPR yang telah berdiskusi dengan Kementerian ESDM. Alasannya juga setali tiga uang, mengingat harga minyak sedang melemah.

Menurut data Kementerian ESDM, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sejak awal tahun tercatat di bawah asumsi minyak di APBN 2016. Pada Januari, harga rata-rata ICP berada di tingkat US$27,49 per barel, lalu meningkat US$28,92 per barel di bulan Februari, dan meroket lagi menjadi US$34,19 per barel di bulan Maret.

"Melalui proses dialog publik sudah ada beberapa pengamat dan anggota DPR yang membuka kemungkinan tersebut," ujarnya.

Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp102,1 triliun dalam dompet APBN 2016, di mana sebanyak Rp63,7 triliun, atau 56 persen dari subsidi tersebut dialokasikan bagi Bahan Bakar Minyak (BBM). Subsidi BBM tersebut akan dialokasikan bagi penggunaan solar sebesar 16 juta kilo liter dan minyak tanah sebesar 0,69 juta kilo liter di tahun ini. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER