Jakarta, CNN Indonesia -- Gas alam cair (LNG) dari proyek Tangguh Train III yang dioperatori BP Berau Ltd baru terjual 25 persen atau 950 ribu ton dari kapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan kondisi tersebut membuat BP meningkatkan alokasi penjualan LNG Train III untuk pasar domestik dari 40 persen menjadi 75 persen dari total produksi. Dengan kata lain, seluruh sisa penjualan gas yang belum ada kontraknya akan dijual untuk pembeli dalam negeri.
"Karena menurut kami memang gas Train III lebih baik dialokasikan bagi keperluan domestik saja, makanya dari kami kini tinggal mengembangkan infrastrukturnya saja agar gas Train III Tangguh ini ada yang membeli," ujar Wiratmaja, kemarin malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan sebanyak 40 persen produksi gas rencananya akan diserap oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang dikembangkan PT PLN (Persero) di Papua dan Maluku. Namun Wirat, sapaan akrabnya, belum mau memberitahu jadi atau tidaknya badan usaha milik negara (BUMN) pengelola listrik merealisasikan kontrak tersebut.
"Semuanya memang tergantung PLN jadi atau tidak, tergantung harganya juga. Namun saya belum mau umumkan apakah sudah ada penandatanganan kontrak antara keduanya, tunggu tanggal mainnya saja," tuturnya.
Maka dari itu, jika PLN telah teken kontrak, maka pekerjaan selanjutnya adalah mencari sisa 35 persen produksi LNG Tangguh Train III. Ia menambahkan, urusan jual beli nantinya tergantung upaya persuasi dari BP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas).
"Selain itu, Final Investment Decision (FID) Tangguh Train III kami harapkan juga on track di bulan Juni mendatang. Kami juga tidak tetapkan deadline untuk mencari komitmen baru, sesegera mungkin lebih baik," imbuhnya.
Sebagai informasi, proyek Tangguh Train III diharapkan akan bisa berproduksi mulai tahun 2020 dengan biaya investasi senilai US$12 miliar. Jika digabungkan dengan proyek Train I dan Train II, maka produksi Tangguh bisa menyentuh 11,4 juta ton per tahun.
(gen)