Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mulai menawarkan pasokan gas ke pelaku industri pasca beroperasinya terminal regasifikasi dan penerimaan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Arun di Aceh mulai hari ini, Senin (9/3).
Presiden Direktur PT Pertamina Gas (Pertagas) Hendra Jaya menjelaskan, terminal LNG yang diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang tadi memiliki kapasitas penyimpanan tangki sebesar 12 juta ton per tahun dan mampu memproduksi gas sebanyak 400 juta kaki kubik (MMSCFD). Pertagas sendiri merupakan induk usaha dari PT Perta Arun Gas yang mengoperasikan terminal LNG tersebut.
Dari total kapasitas itu, Pertamina sudah memiliki pembeli tetap yaitu PT PLN (Persero) yang siap menampung 135 MMSCFD gas terminal LNG Arun. Perusahaan listrik pelat merah tersebut menghabiskan sekitar 40 MMSCFD per tahun untuk pembangkit listrik Arun di Aceh Utara, dan 95 MMSCFD per tahun untuk pembangkit listrik Belawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kemudian berdasarkan hasil pemetaan potensi penggunaan gas, kebutuhan industri di wilayah Sumatera Utara diperkirakan mencapai 250 MMSCFD. Kami juga akan menawarkan ke industri di Aceh yang kebutuhan energinya berbasis gas,” ujar Hendra dikutip dari siaran pers, Senin (9/3).
Gubenur Nanggroe Aceh Darussalam Zaini Abdullah menyambut baik kehadiran terminal penerimaan dan regasifikasi LNG Arun ini. Dia berharap terminal LNG Arun akan mendukung peningkatan ekonomi Aceh.
“Proyek ini bermakna strategis karena dapat membantu meyakinkan investor, bahwa pemerintah membuktikan kepedulian untuk pengembangan Aceh setelah krisis keamanan. Peresmian ini akan mendorong kami untuk mengembangkan proyek yang pro rakyat,” kata Zaini.
(gen/gen)