BI: Pertumbuhan Kredit Baru Meningkat di Kuartal II 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 12:01 WIB
Pada semester I 2016, permintaan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK) melambat, sedangkan permintaan Kredit Investasi (KI) semakin menguat.
Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit baru akan meningkat pada kuartal II-2016 setelah melambat pada tiga bulan pertama tahun ini. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit baru akan meningkat pada kuartal II-2016 setelah melambat pada tiga bulan pertama tahun ini.

Dalam rilisnya, BI menjelaskan indikasi perlambataan kredit pada kuartal I 2016 tercermin dari nilai Saldo Bersih (SBT) tertimbang, yang berdasarkan hasil survei perbankan hanya tumbuh sebesar 31,3 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK), sedangkan permintaan Kredit Investasi (KI) semakin menguat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BI memperkirakan perlambatan pertumbuhan kredit baru terjadi akibat masih rendahnya kebutuhan pembiayaan korporasi pada awal tahun dan kebijakan perbankan yang selektif dalam pemberian kredit guna menekan kenaikan risiko kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPL).

Optimisme responden baru terlihat pada hasil Survei Perbankan kuartal II 2016. Berdasarkan survei teranyar, BI memperkirakan penyaluran kredit baru pada tahun ini akan tumbuh sebesar 12,3 persen (yoy), lebih tinggi dari proyeksi  triwulan sebelumnya 12 persen (yoy).

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko penyaluran kredit, dan peningkatan kondisi likuiditas bank. Sementara itu, rata-rata suku bunga dana dan kredit sampai dengan akhir tahun 2016 diperkirakan berada dalam tren penurunan.

Sementara itu, untuk dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan kuartalan DPK diperkirakan akan menguat pada kuartal II-2016. Indikasi tersebut tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang yang diramalkan tumbuh sebesar 86,1 persen, lebih tinggi dari 27,7 persen pada kuartal sebelumnya.

Menguatnya pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada semua jenis simpanan (giro, deposito dan tabungan) terutama didorong oleh suku bunga dana yang masih cukup menarik, peningkatan fasilitas dan pelayanan bank dan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia.

Menanggapi hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI mampu menolong likuiditas perbankan yang ketat.

"Arahnya sebetulnya sejak beberapa kuartal terakhir BI memang cenderung melonggarkan likuiditas, dan itu tepat karena kita memang membutuhkan likuiditas," kata Darmin di kantornya, Rabu (13/4) malam. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER