Dorong Efisiensi, OJK Janjikan Insentif Untuk Perbankan

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2016 18:48 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjanji akan memberikan insentif bagi bank-bank yang mampu melakukan efisiensi dalam menurunkan BOPO.
Nasabah menarik uang di mesin atm di BNI, Jakarta, Selasa, 12 Januari 2016. (CNN Indonesia/CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjanji akan memberikan insentif bagi bank-bank yang mampu melakukan efisiensi.

Insentif berupa diskon alokasi modal inti bank untuk buka cabang apabila bank yang bersangkutan mampu menurunkan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). 

BOPO merupakan salah satu rasio untuk mengukur efisiensi bank. Saat ini, OJK sendiri masih menggodok rasio BOPO yang efisien untuk bank-bank di Indonesia. Secara umum, perbankan di Indonesia memiliki rasio BOPO sebesar 81,49 persen per Desember 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika BOPO turun ke level tertentu dapat diskon. Kalau turunnya lebih besar lagi, dapat diskonnya lebih besar lagi. Pelonggaran syarat pendirian kantor cabang mencapai 40 persen - 50 persen," ujar Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, Jumat (8/4).

Sesuai Peraturan OJK (POJK) tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, perusahaan bank tidak dapat melakukan kegiatan pembukaan jaringan kantor baru apabila alokasi modal intinya tidak memenuhii syarat. 

Tak hanya melihat BOPO, menurut Muliaman pihaknya juga akan memberikan insentif tersebut apabila bank mampu menyeret turun rasio margin bunga bersihnya atau Net Interest Margin (NIM). Di mana rata-rata NIM perbankan saat ini berkisar 5,39 persen.

Ia sendiri tak menjelaskan lebih detil, berapa NIM yang harus dicapai bank guna mendorong efisiensi perbankan. Jika tidak ada aral melintang, insentif ini kata dia akan dituangkan dalam POJK yang akan diterbitkan pertengahan April 2016 ini.

Bersamaan dengan insentif agar bank melakukan efisiensi, regulator juga memberi iming-iming kemudahan bagi perbankan yang ingin menawarkan produk terbarunya.

Paket insentif ini nantinya diharapkan akan mendorong perbankan di Tanah Air menjadi lebih efisien. BOPO dan NIM perbankan saat ini dianggap sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Hal inilah yang membuat perbankan memasang bunga kredit lumayan tinggi untuk mengkompensasi BOPO.

OJK mengarahkan, efisiensi yang dilakukan bank akan membuat industri perbankan mengantongi marjin keuntungan yang cukup tanpa embel-embel bunga kredit di level double digit. Keinginan pemerintah, yaitu seluruh sektor kredit hanya memiliki bunga rendah di level single digit. (dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER