Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop menilai, dengan masih rendahnya tingkat inflasi tahun ini
memungkinkan Bank Indonesia (BI)
kembali menurunkan suku bunga acuannya atau BI Rate (policy rate
).
“Secara umum, saat suku bunga acuan dinaikkan itu akan cenderung menurunkan inflasi, saat suku bunga acuan diturunkan inflasi cenderung naik. Tahun ini, Indonesia berada di situasi di mana BI bisa menurunkan suku bunga acuannya tanpa meningkatkan inflasi,” tutur Diop saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (11/4).
Diop berpandangan, potensi untuk kembali menurunkan BI rate kian lebar lantaran tahun lalu BI tidak dapat sulit mengambil kebijakan tersebut. Ini mengingat dengan penurunan BI rate maka akan berdampak pada penurunan suku bunga riil saja yang menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diop mengatakan, hal itu merupakan faktor terpenting namun ada juga pasar juga akan melihatnya dengan negatif. Sebab, suku bunga riil mencerminkan suku bunga acuan nominal dikurangi laju inflasi.
“Tahun ini, prediksi kami inflasi ada di level empat persen dan di angka itu akan membantu BI untuk mempertimbangkan untuk melanjutkan pelonggaran,” katanya.
Indonesia, lanjut Diop, berbeda dengan kebanyakan negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik lain. Pasalnya, negara lain memiliki ruang terbatas dalam menurunkan policy rate karena telah memiliki suku bunga acuan yang rendah.
“Indonesia memiliki suku bunga acuan yang tinggi dan inflasi diprediksi relatif moderat tahun ini, di level empat persen," imbuhnya.
Kendati demikian, Diop yakin penurunan BI rate akan dilakukan secara bertahap karena BI telah memberikan sinyal akan mempertimbangkan faktor eksternal seperti kebijakan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat dan volatilitas pasar keuangan global.
"Pelonggaran cenderung akan terjadi bertahap karena situasi perekonomian global
," ujarnya.
Sebagai informasi, BI terakhir kali menurunkan BI-rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan lalu sebesar 25 basis poin dari 7 persen menjadi 6,75 persen.
BI dijadwalkan akan melakukan pembahasan level BI-rate kembali dalam RDG BI pada tanggal 20-21 April mendatang.
(dim/dim)