Semester II, BFI Finance Rilis Obligasi Senilai Rp1 Triliun

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2016 17:54 WIB
Selain obligasi, BFI Finance juga akan menerbitkan MTN dan bekerjasama dengan bank untuk menutup kebutuhan dana ekspansi pembiayaan.
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT BFI Finance Indonesia Tbk berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun pada paruh kedua tahun ini.

Sekretaris Perusahaan BFI Finance Sudjono mengungkapkan, penerbitan surat utang tadi ditujukan untuk mendukung rencana perseroan dalam ekspansi pembiayaan di sepanjang 2016.

"Nanti pada semester kedua, Kami rencana menerbitkan obligasi lagi sebesar Rp1 triliun. Sebelum Perayaan Idul Fitri. Kemungkinan Juni atau Juli 2016," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain dari obligasi, sambung Sudjono, perseroan juga akan menutup kebutuhan pendanaan tahun ini senilai Rp5 triliun dari pinjaman bank mitra hingga penawaran Medium Term Notes (MTN).

Sebelumnya, manajemen BFI Finance sendiri telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap III Tahun 2016 pada Februari lalu dengan nilai Rp1 triliun.

Di mana penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahun sebelumnya.

"Kira-kira sisa kebutuhan pendanaan sebesar Rp3 triliun akan kami cari lewat pinjaman bank mitra dan MTN," terang dia.

Sudjono menargetkan, angka penyaluran pembiayaan baru tahun ini bisa mencapai Rp11,2 triliun.

Dengan target tersebut, maka perseroan membidik pertumbuhan pembiayaan sebanyak 11,4 persen jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu, yakni Rp 10,05 triliun.

Ada pun sampai kuartal pertama ini BFI Finance telah merealisasikan pembiayaan baru sebesar Rp2,33 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhannya ini tercatat negatif sekitar minus 13 persen. 

Namun, bila dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu perusahan yang fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat ini berhasil membukukan pertumbuhan enam persen.

"Pertumbuhan negatif karena pergeseran portofolio pembiayaan mobil baru ke mobil bekas," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER